Cara Kritik Diributin, Denny Siregar: yang Tua Gaptek, yang Muda Baper

Denny Siregar menyoroti para elit politik yang bingung cara mengkritik Presiden Joko Widodo

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 17 Februari 2021 | 08:41 WIB
Cara Kritik Diributin, Denny Siregar: yang Tua Gaptek, yang Muda Baper
Penulis dan pegiat media sosial, Denny Siregar mengomentari masalah cara mengkritik yang dipertanyakan para elit politik oposisi (instagram/@dennysirregar)

SuaraJawaTengah.id - Pegiat media sosial Denny Siregar menyoroti para elit politik yang mempermasalahkan kebebasan mengkritik pemerintah Presiden Joko Widodo. Dari yang takut ditangkap Polisi hingga takut diserang para buzzer pro dengan pemerintah. 

Denny Siregar menganggap hal yang diributkan oleh para elit politik khususnya dari kelompok oposisi tidak bermutu dan kurang bermanfaat bagi masyarakat. 

"Wong masalah gimana cara kritik aja diributkan. Mbok yang diributkan itu gimana cara bikin batre listrik gitu lho.. Oposisi, oposisi.. Pantes kelen kalah. Lha, gak berbobot gitu.. Liat muke lu aja males," tulis Denny Siregar di akun twitter @Dennysiregar7

Cuitan Denny Siregar yang mengkritisi para elite politik oposisi
Cuitan Denny Siregar yang mengkritisi para elite politik oposisi

Denny Siregar juga mengkritisi, kelompok oposisi seperti emak-emak yang sering ngumpul di gang yang sering ngomongin orang. 

Baca Juga:Sanksi Tolak Vaksinasi Covid-19, Ganjar: Yang Belum Setuju Butuh Diedukasi

Menurutnya, para elit politik seharusnya memikirkan kemajuan bangsa ini bukan terus-terusan mencari kesalahan pemerintah. 

"Kelompok oposisi itu, yg tuanya gaptek dan jadoel, yg mudanya baper gak tahan banting. Kebanyakan makan duit haram, jadinya gak seimbang. Yg diomongin bukan kemajuan, tapi masalah remeh temeh. Persis emak2 kumpul di gang, ngomongin tetangga sebelah yg baru dapet pinjeman," tulis Denny Siregar. 

Cuitan Denny Siregar yang mengkritisi para elite politik oposisi
Cuitan Denny Siregar yang mengkritisi para elite politik oposisi

JK bertanya saja tidak boleh

Sebelumnya Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla (JK), meminta sejumlah pihak tidak salah mengartikan pertanyaannya soal mengajukan kritik tanpa harus dipanggil polisi.

JK menegaskan kalau pertanyaan itu mewakili kegelisahan masyarakat. JK menyebut hanya ingin menyampaikan kegelisahan masyarakat dengan tujuan menemukan solusi.

Baca Juga:Andi Arief Puji Jokowi Teruskan Proyek SBY, Denny Sindir Hambalang Mangkrak

Ia menilai sebuah kritik itu menjadi poin yang sangat penting sebagai bagian dari koreksi jalannya roda pemerintahan.

"Apabila pemerintahan ingin berjalan secara demokratis, maka penting ada check and balancing dan apa yang saya kemukakan itu berwujud pertanyaan dan itu wajar, bahwa bagaimana dong caranya mengkritik tanpa dipanggil polisi," kata JK melalui sebuah video yang dikutip Suara.com, Senin (15/2/2021).

JK berpendapat kalau dia hanya mengajukan pertanyaan tanpa ada maksud tertentu. Tetapi niat dirinya malah ditanggapi beragam oleh para buzzer.

"Itu murni pertanyaan dan banyak menanggapinya secara berbeda-beda terutama buzzer-buzzer ini kan? Ini kesannya bertanya saja tidak boleh, apalagi mengkritik. Padahal pertanyaan saya sederhana sekali, yaitu bagaimana caranya mengkiritik," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini