SuaraJawaTengah.id - Terinspirasi dari Gojek dan Grab, warga Kabupaten Demak menciptakan Gobah sebuah ojek unik yang hanya beroprasi di sawah atau lahan pertanian yang dapat dipesan dikala petani sedang panen.
Koordinator Paguyuban Gobah di Demak, Fahmi mengatakan jika nama Gabah mempunyai arti gojek gabah yang bertujuan sebagai jasa pengantar gabah dari sawah menuju truk yang menunggu di tepi jalan.
Gobah ini hanya beroperasi di Demak. Mereka tidak bekerja berdasarkan aplikasi seperti driver Gojek atau Grab.
"Kalau truk kan tak bisa masuk ke dalam sawah ya, jadi kita kasih alternatif Gobah itu," jelasnya kepada SuaraJawaTengah.id, Senin (22/2/2021).
Baca Juga:Gubernur Ganjar Pranowo: Semua Banjir, Jangan Saling Membully
Gobah berdiri sejak tahun 2020, meski demikian para driver Gobah sudah sering berkumpul ketika masih menjadi tukang ojek pengkolan yang berada di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak.
"Sebenarnya para drivernya sudah sering berkumpul ketika maih menjadi tukang ojek pengkolan," ujarnya.
Untuk hitungan harga, satu karung gabah diberi harga minimal Rp5 ribu. Rata-tata, dalam satu hari bisa mengangkut 100 karung gabah lebih.
"Dalam sehari kita bisa ngangkut ratusan gabah dari warga yang sedanng panen,"katanya.
Bahkan, pekan ini dia sudah sepuluh hari laris manis dipesan untuk jasa angkut gabah dari sawah menuju truk. Dengan adanya Gobah ini, tentunya sangat mmembantu perekonomiannya ketika pandemi.
Baca Juga:Sebanyak 1,4 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Tiba di Jawa Tengah Hari ini
"Seperti ini saja, saya sudah sepuluh hari disewa terus. Setiap harinya ratusan karung gabah yang saya angkut," imbuhnya.
Adapun untuk cara memesan, bisa melalui no WhatsAap atau menghubungi ketua paguyuban. Setelah itu, para driver akan dibagi ke lokasi pemesan.
"Lebih simpel bisa langung WA atau menghubungi ketua paguyuban untuk pesan," ucapnya.
Untuk pembagian hasil, paguyuban memiliki absen setiap harinya. Nantinya uang akan dikumpulkan terlebih dahulu untuk kemudian dibagikan kepada yang sudah berangkat.
GoBah mulai beroperasi pukul 9 pagi hingga petang. Hingga saat ini anggotanya sudah berjumlah lebih dari 30 orang.
"Mungkin di desa lain juga ada ojek begini, tapi setahu saya cuma di sini yang punya jaket dan ada grup chatnya jadi bisa terkoordinir dengan baik," tandasnya.
Kontributor : Dafi Yusuf