SuaraJawaTengah.id - Nama Ganjar Pranowo menjadi calon kuat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dari lembaga survei Ganjar menduduki posisi kedua setelah Prabowo Subianto.
Jika melihat survei itu, Ganjar Pranowo berpeluang maju menjadi calon presiden 2024 nanti. Namun demikian, saat ditanya wartawan Ganjar selalu mengaku belum memikirkan arah politik Pilpres 2024.
Pegiat Media Sosial Denny Siregar menyoroti hasil survei itu. Menurutnya, sosok Ganjar Pranowo digadang-gadang menjadi penerus Presiden Joko Widodo.
Sosok Ganjar yang tampil dengan gaya anak muda dianggap pantas untuk bisa maju pada Pilpres 2024.
Baca Juga:Recycle Lagu Kagama Bhakti, Padi Reborn Dapat Apresiasi Gubernur Jateng
"Gubernur Jawa Tengah ini sering dianggap the next Jokowi, pembawaannya yang ceria dan sangat anak muda menjadikan pak Ganjar menjadi idola baru yang diharapkan menjadi pengganti jokowi," katanya saat disitat dari CokroTV pada YouTube Kamis (25/2/2021).
Menurut Denny Siregar, hanya partainya sendiri yang bisa menjegal Ganjar Pranowo maju pada pemilihan presiden nanti.
"Tidak ada yang kurang dari seorang Ganjar Pranowo untuk menjadi calon presiden. Kecuali bahwa dia ada di dalam PDI Perjuangan. Seperti kita tahu, enggak mudah untuk menjadi capres di partai keluarga seperti PDI Perjuangan," ujarnya.
Ia menceritakan Presiden Joko Widodo saat akan maju menjadi pada Pilpres 2014 lalu. Jokowi harus melewati perdebatan panjang dari pada kader dan petinggi PDI Perjuangan.
"Tahun 2014 saja ketika PDI Perjuangan mencalonkan Jokowi sebagai calon presiden itu sudah melalui perjuangan yang berat dan pertarungan pendapat di internal mereka. Kerena sebagaian kader PDI Perjuangann tetap ingin mencalonkan megawati. Dan akhirnya penentuan nama jokowi terjadi di menit2 akhir."
Baca Juga:Banjir Semarang, Ganjar Pranowo Minta Pompa Air Terus Dioperasikan
"Pertanyannya nih, apakah nanti PDI Perjuangan rela memberikan kursinya kepada Ganjar Pranowo? disisi lain mereka ingin mengangkat Puan Maharani ke permukaan," imuhnya.
Denny Siregar meyakini Pilpres 2024 akan kembali mengulang panasnya politik pada 2014 lalu.
"Ini mirip dengan situasi 2014 lalu, Jokowi dihadapkan dengan Megawati, dan 2024 nanti Ganjar Pranowo dan Puan Maharani akan dihadapkan pada posisi yang sulit," ucapnya.
Namun demikian, menurut pegiat media sosial itu Ganjar pasti akan mengikuti perintah partainya. Walaupun, saat ini sudah mendapatkan tawaran dari kelompok atau partai lain.
"Dan saya yakin sekarang saja sudah banyak yang menawarkan ke ganjar posisi yang sangat bisa menggodanya," katanya.
Diketahui, naama calon Presiden pada pemilu 2024 semakin santer dibicarakan. Ada nama Prabowo Subianto, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo hingga Gubernur DKI Anies Baswedan
Menurut data LSI, elektabilitas Prabowo Subianto masih masih di atas, meningkat sedikit jadi 25,3 persen. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo 14,7 persen dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 13,1 persen.
Sementara itu, Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menanggapi ihwal nama kader PDI Perjuangan yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo masuk dalam tiga besar jajaran kandidat presiden. Dalam survei Lembaga Survei Indonesia (LSI), Ganjar hanya kalah dari Prabowo Subianto di urutan pertama.
Djarot mengatakan saat ini Ganjar masih berfokus membenahi Jawa Tengah dalam sisa masa periode kepemimpinannya. Djarot menegaskan bahwa kader PDI Perjuangan sendiri yang berpotensial menjadi kandidat presiden bukan sebatas Ganjar, meski ia tidak menyebutkan siapa saja.
"Harus tahu, di PDIP ada banyak juga selain Pak Ganjar. Maka daripada itu kita akan tunjuk, tergantung dari Pak Ganjar juga bagaimana dia bisa meningkatkan elektabilitasnya dan teman-teman di PDIP, maupun dari luar kita juga bisa," kata Djarot dalam rilis survei LSI secara daring, Senin (22/2/2021).
Di sisi lain, kata Djarot, 2024 masih jauh. Sehingga PDI Perjuangan belum terlalu fokus untuk membahas Pilpres. Kandeti begitu bukan berarti peluang Ganjar tertutup.
"Artinya apa? Artinya 2024 masih terbuka bagi siapa pun juga. Ada yang mengatakan apakah Pak Ganjar, pasti tertutup peluangnya? Belum tentu juga. Jadi masih banyak," ujar Djarot.
"Biasanya, untuk penentuan capres itu tidak bisa dilakukan di awal-awal seperti ini. Tapi nanti pada waktu yang tepat, timing yang tepat, posisi yang baik itu baru disampaikan. Apalagi sekarang partai lagi fokus betul untuk menangani dampak dari pandemi ini," tandasnya.