SuaraJawaTengah.id - Kabar duka datang dari Majlis Tafsir Al-Qur'an (MTA). Pimpinan Pusat Yayasan MTA, Ahmad Sukina dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (25/2/2021).
Pimpinan MTA itu meninggal dunia di usia 73 tahun. Almarhum meninggalkan istri Rahayu Utami Sari, delapan orang anak, dan 19 cucu.
Meninggalnya Ahmad Sukina pastinya memberikan duka mendalam bagi keluarga dan para jemaah MTA. Sebab, Almarhumlah yang membesarkan yayasan MTA.
Bagaimana profil MTA?
Baca Juga:Innalillahi, Pimpinan MTA Ahmad Sukina Meninggal Dunia
Dilansir dari mta.or.id, Majlis Tafsir Al Qur’an (MTA) merupakan sebuah badan hukum berbentuk Yayasan yang bergerak dibidang Dakwah Islamiyyah, sosial dan Pendidikan dengan kedudukan (kantor pusat) di Surakarta. MTA didirikan oleh Almarhum Al Ustadz Abdullah Thufail Saputra di Surakarta pada tanggal 19 September 1972.
Secara resmi MTA didaftarkan sebagai badan hukum dalam bentuk yayasan dengan akta notaris R. Soegondo Notodisoerjo Notaris di Surakarta nomor 23 tahun 1974.
Al Ustadz Abdullah Thufail Saputra, seorang muballigh yang karena profesinya sebagai pedagang mendapat kesempatan untuk berkeliling hampir ke seluruh Indonesia, melihat bahwa kondisi ummat Islam di Indonesia tertinggal karena ummat Islam di Indonesia kurang memahami Al Qur’an.
Oleh karena itu, sesuai dengan ucapan Imam Malik bahwa ummat Islam tidak akan dapat menjadi baik kecuali dengan apa yang telah menjadikan ummat Islam baik pada awalnya, yaitu Al Qur’an.
Al Ustadz Abdullah Thufail Saputra yakin bahwa ummat Islam Indonesia hanya akan dapat melakukan emansipasi apabila ummat Islam Indonesia mau kembali ke Al Qur’an. Demikianlah, maka Al Ustadz Abdullah Thufail Saputra pun mendirikan MTA sebagai rintisan untuk mengajak ummat Islam kembali kepada Al Qur’an.
Baca Juga:BBTKLPP Luncurkan Mobil Laboratorium Covid-19: Percepat Program 3T
Tujuan didirikannya MTA adalah untuk menyelenggarakan kegiatan dakwah dalam bentuk pengajian rutin mempelajari Tafsir Al – Qur’an yang bersumber dari kitab – kitab Tafsir Al-Qur’an karya mufassir – mufassir dan mempelajari Hadits Nabi Muhammad SAW yang bersumber dari kitab – kitab hadits, menyelenggarakan kegiatan dibidang pendidikan, baik formal maupun non formal, dan menyelenggarakan kegiatan sosial kemanusiaan, seperti donor darah, evakuasi korban bencana, serta bakti sosial kemanusiaan lainnya baik diselenggarakan secara mandiri maupun bekerjasama dengan Pemerintah, TNI dan Polri.
MTA merupakan organisasi yang independen, tidak terikat dengan organisasi massa manapun dan partai politik apapun.
Pimpinan MTA Meninggal
Dilansir dari Solopos.com, Pimpinan MTA, Ahmad Sukina tutup usia di RSUD dr. Moewardi Solo dini hari tadi sekitar pukul 03.47 WIB karena sakit.
Jenazah Ustaz Sukina dimakamkan di Permakaman Muslim Kaliboto, Mojogedang, Karanganyar, siang nanti berangkat dari Kantor Pusat MTA di Jl. Ronggowarsito depan Pura Mangkunegaran Solo.
Putra Ahmad Sukina, Muhammad Fathin Habibibullah, menuturkan pada Rabu (25/2/2021) siang kemarin sang ayah tiba-tiba hilang kesadaran.
"Terus kami antar ke rumah sakit ternyata di sana setelah diobservasi tim dokter mengatakan ada serangan stroke, intinya seperti itu," jelas M Fathin.
Ditanya apakah sebelumnya Ustaz Sukina menunjukkan gejala sakit, Fathin Habibibullah menyatakan kondisi sang ayah selama ini cukup baik.
"Makanya kemarin begitu tiba-tiba hilang kesadaran kami juga terkejut. Pagi kita masih bercengkerama, kita masih ya biasalah aktivitas pagi," jelasnya.
Mematuhi Protokol Kesehatam
Dia menambahkan beberapa waktu sebelumnya Ustaz Sukina juga masih aktif memberikan tausiyah dalam pengajian secara online.
"Iya, malamnya kan sempat ngisi pengajian, bahkan Senin malam lah masih sempat pengajian beliau secara online," urai dia.
Lebih lanjut, Fathin memohon doa dari masyarakat agar almarhum diterima oleh Allah SWT. Terkait pemakaman Ustaz Ahmad Sukina, dia mengharapkan semua pihak mematuhi protokol kesehatan.
"Kemudian selanjutnya tentu karena kita sedang situasi Covid-19 kan tentu semaksimal mungkin menaati protokol kesehatan, jangan sampai justru kita mengabaikan protokol kesehatan, karena bagaimanapun juga kesehatan tidak kalah penting," jelasnya.