SuaraJawaTengah.id - Masa pancaroba atau masa transisi musim hujan menuju musim kemarau mulai dirasakan di Jawa Tengah. Hal itu terlihat mulai menurunnya curah hujan di sebagian wilayah Jawa Tengah.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Taruna Mona Rachman mengatakan, sebagian wilayah Jawa Tengah bagian selatan diprakirakan telah memasuki masa pancaroba.
"Kita sekarang sudah memasuki masa pancaroba. Oleh karena itu, masyarakat perlu waspada karena masa transisi (pancaroba) biasanya sering terjadi angin kencang dan puting beliung," kata Taruna dilansir dari ANTARA di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (2/3/2021).
Menurut dia, masyarakat awam bisa mengenali tanda-tanda akan terjadinya angin puting beliung yang biasa terjadi pada sore hari.
Baca Juga:Puting Beliung di Karangasem, Truk Tertimpa Pohon, Kernet Tewas Terjepit
Dalam hal ini, kata dia, udara pada siang hari terasa sangat panas menyengat dan menjelang sore terlihat gumpalan awan berwarna hitam.
"Kondisi tersebut perlu diwaspadai karena biasanya akan terjadi puting beliung ataupun angin kencang. Jadi, puting beliung dan angin kencang ini biasanya sering terjadi pada masa peralihan," katanya.
Menurut dia, pada masa transisi atau pancaroba biasanya juga banyak terjadi sambaran petir, sehingga masyarakat harus tetap waspada.
Lebih lanjut, Taruna mengatakan prakiraan awal musim kemarau untuk wilayah Jawa Tengah berbeda-beda karena tergantung lokasinya.
"Untuk wilayah pegunungan tengah Jateng diprakirakan sampai bulan Mei-Juni masih berpotensi terjadi hujan lebat. Sementara di wilayah selatan seperti Cilacap dan Kebumen curah hujannya pada akhir bulan Maret hingga April mulai berkurang, karena karakter wilayah berpengaruh terhadap curah hujannya," katanya menjelaskan.
Baca Juga:Cuaca Buruk di Bali, Karangasem Diterjang Puting Beliung, 2 Orang Tewas
Dia memrakirakan pada musim kemarau di wilayah Jawa Tengah masih tetap terjadi hujan karena fenomena La Nina masih akan berlangsung hingga bulan Juni meskipun pengaruhnya kecil.