SuaraJawaTengah.id - Komoditas bahan pokok bawang putih menjadi sangat penting bagi masyarakat Jawa Tengah. Namun, jika hargnya melambung atau mengalami kelangkaan maka pastinya akan meresahkan masyarakat.
Berdasarkan Catatan Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Provinsi Jawa Tengah, ketersediaan bawang putih di Jateng saat ini tidak mencukupi kebutuhan, alias minus.
Artinya Provinsi Jawa Tengah atau Jateng akan menghadapi krisis komoditas atau bahan pokok bawang putih.
“Memang bawang putih kita sempat mengalami surplus pada April 2020 kemarin, atau saat panen. Tapi, setelah itu terus mengalami minus,” ujar Kepala Dishanpan Jateng, Agus Wariyanto, dilansir dari Semarangpos.com, Senin (1/3/2021).
Baca Juga:Gibran Resmi Jadi Walikota Solo
Berdasarkan neraca ketersediaan pangan Jateng tahun 2020, kebutuhan bawang putih masyarakat di provinsi tersebut mencapai 64.106 ton. Sementara, ketersediaan bawang putih hanya sekitar 31.715 ton.
“Berarti ada minus sekitar 32.391 ton,” imbuhnya.
Menurut Agus, kebutuhan dan ketersediaan yang tidak sebanding itu harus segera diatasi. Jika tidak segera teratasi bakal menyebabkan inflasi yang berdampak buruk pada perekonomian warga.
Terlebih lagi saat ini harga eceran tertinggi (HET) bawang putih di pasaran sudah mencapai Rp30.000 per kg.
“Kondisi ini harus segera diatasi. Apalagi ini juga mau bulan puasa dan lebaran. Kita tunggu kebijakan dari pusat. Apakah nanti mau impor atau ada kebijakan lain,” tutur Agus.
Baca Juga:Ganjar Pranowo Bacakan Pidato Soekarno ke Kepala Daerah Terpilih, Mengapa?
Agus menambahkan masalah ketersediaan bawang putih memang terbilang klasik. Kebutuhan masyarakat tidak bisa dipenuhi dengan produksi dalam negeri.
- 1
- 2