SuaraJawaTengah.id - Mengenang kebaikan Habib Hasan Mulachela memang tidak ada habisnya. Tokoh masyarakat dan politisi senior itu sempat viral pada awal pandemi Covid-19.
Berawal dari, Pandemi Covid-19 membuat sejumlah masyarakat dibikin bingung khususnya buat para pekerja yang upahnya harian. Habib Hasan Mulachela pun turun membagikan beras dan uang tunai Rp100 ribu.
Saat itu, masyarakat belum begitu mengenal sosok Habib Hasan Mulachela. Warganet menyebutnya kakek misterius yang dermawan.
Dari kegelisahan itu, mantan politisi PPP Habib hasan mengendarai mobil mewah berwarna kuning identik dengan Honda CRZ membawa sejumlah beras untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.
Baca Juga:Kabar Duka, Tokoh Kota Solo Habib Hasan Mulachela Meninggal Dunia
Kisahnya tak berhenti disitu, saat kampanye pilkada kembali digelar. Sosok Habib Hasan kembali muncul. Ia selalu berada disamping Gibran Rakabuming Raka yang kini ia antarkan menjadi Wali Kota Solo.
Hari ini Habib Hasan menghembuskan nafas terakhir di Jakarta, Jumat (12/3/2021) pagi. Hal itu tentu saja mengagetkan banyak pihak.
Kabar duka Habib Hasan Mulachela itu diketahui pertama kali melalui voicenote yang dikirimkan salah satu putri Habib Hasan, Kareema Mulachela di grup whatsapp.
"Teman-teman ayah sudah nggak ada. Habib Hasan meninggal dunia tadi sekitar pukul 06.56 WIB," ungkap Kareema.
Belum diketahui penyebab pasti Habib Hasan meninggal dunia. Dari informasi yang didapat, rencananya jenazah akan dibawa ke rumah duka di Pasar Kliwon, Solo, siang ini.
Baca Juga:Kalis Mardiasih: Candaan Seksis Positifkan Istri saat Covid-19 Tidak Lucu
Habib Hasan Mulachela sendiri selama ini dikenal sebagai sosok dermawan dan pegiat sosial. Hasan juga tak berhenti berbagi sembako maupun uang tunai kepada warga yang kurang mampu.
Aktivitas terakhir politisi senior PPP itu ikut menyambangi Pasar Turi Surabaya setelah sebelumnya menerima keluhan sejumlah pedagang di pasar tersebut.
Mendukung Gibran
Antara Hasan dengan Gibran memang sudah saling kenal. Bahkan bisa dibilang hubungan mereka cukup baik. Pada Senin (2/11/20202) Gibran datang ke rumah Hasan di Pasar Kliwon terkait acara deklarasi dukungan masyarakat kepada Gibran-Teguh.
Hasan menilai Gibran memiliki kecerdasan yang bisa diandalkan untuk mewujudkan kemajuan Kota Solo. Bahkan, ketimbang ayahandanya, Presiden Jokowi, ketika sama-sama sebagai cawali Solo, menurut Hasan, kecerdasan Gibran lebih unggul.
“Yang saya kenal, sama-sama saat jadi cawali Solo, Mas Gibran ini dengan Pak Jokowi saat pencalonan Wali Kota Solo, beliau [Mas Gibran] lebih cerdas dari Pak Jokowi. Pada saat cawali Solo ya. Kalau sekarang Pak Jokowi sudah internasional,” ujarnya Hasan
Hasan juga menemani Gibran saat mendaftarkan diri sebagai cawali Solo di DPD PDIP Jawa Tengah (Jateng). Bahkan ketika itu Hasan menggandeng erat tangan suami dari Selvi Ananda tersebut ketika berjalan menuju Panti Marhaen DPD PDIP Jateng.
“Oh itu [memegang dada Gibran-Teguh] doain aja, biar beliau-beliau semua tenang dan yakin [menjalani debat]. Agar tak ada godaan apa-apa selama debat berlangsung, supaya semuanya berjalan lancar,” kata Hasan saat diwawancara wartawan.
Mantan anggota DPRD Solo dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu memang mendukung pasangan Gibran-Teguh untuk memimpin Solo ke depan.
“Saya lihat fisiknya, batinnya okay semua. Siap semua. Insya Allah berjalan lancar,” imbuhnya.
Hasan menilai Gibran adalah sosok potensial dan paling tepat untuk mewujudkan lompatan pembangunan Solo. Selain memang memiliki kapasitas dan kompetensi, ia menilai status Gibran sebagai putra Presiden Jokowi sang menguntungkan.
“Beliau kan sudah menyampaikan ingin membuat perubahan di Solo, menyejahterakan masyarakatnya. Akan buat perubahan tentang ekonomi dan banyak hal. Untungnya warga Solo, Mas Gibran itu adalah anak Presiden Jokowi,” paparnya.
Yang paling mengegerkan adalah aksi Habib Hasan meletakkan tangan kanannya ke bagian tengah dada putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada debat Pilkada Solo di The Sunan Hotel, Jumat (6/11/2020) malam.
Aksi Hasan memegang dada Gibran dan menggoyang-goyangnya tidak berlangsung lama, hanya sekitar lima detik. Tidak hanya Gibran, Hasan juga memegang dada Teguh Prakosa lalu menggoyang-goyangnya. Teguh pun hanya diam ketika Hasan beraksi.