Pemerintah Mau Impor Beras, Petani di Tegal: Harga Gabah Sudah Anjlok

Rencana pemerintah pusat melakukan impor beras berdamapak negatif pada petani, harga Gabah di Jawa Tengah anjlok

Budi Arista Romadhoni
Senin, 22 Maret 2021 | 12:00 WIB
Pemerintah Mau Impor Beras, Petani di Tegal: Harga Gabah Sudah Anjlok
Petani di Kelurahan Kaligangsa, Kecamatan Margadana, Kota Tegal sedang memanen padi, Senin (22/3/2021). [Suara.com/F Firdaus]

SuaraJawaTengah.id - Petani di Kota Tegal menentang rencana pemerintah mengimpor satu juta ton beras. Sebab meski impor belum dilakukan, harga gabah sudah anjlok.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Sumber Ekonomi, Kelurahan Kaligangsa, Kecamatan Margadana, Kota Tegal, Munaseh, 77, mengatakan, pihaknya tidak setuju kebijakan impor beras yang akan dilakukan pemerintah.

"Petani lagi mau panen ternayata ada impor beras sehingga harga beras merosot, anjlok. Gabah juga begitu. Belum impor aja ini harganya sudah turun," katanya, Senin (22/3/2021).

‎Menurut Munaseh, harga gabah dulunya bisa mencapai Rp500 ribu per kwintal. Namun sekarang sudah anjlok menjadi Rp350 ribu per kwintal.

Baca Juga:Susi Pudjiastuti: Garam Impor Tak Boleh Lebih dari 1,7 Juta Ton, Please!

‎"Sekarang harga Rp350 ribu tidak ada yang mau beli karena dampak rencana mau impor beras," ungkapnya.

Munaseh menungkapkan rata-rata petani di Kelurahan Kaligangsa bisa menghasilkan sekitar enam ton gabah kering di lahan seluas satu hektar.‎ Hasil panen itu terancam menumpuk.

"Ini belum ada calon pembeli. Kalau panen ya harus disimpan dulu karena tidak ada yang beli. Ada yang beli pun sangat murah sekali," ujar dia.

Disinggung terkait penyerapan beras dari Bulog,‎ Munaseh menyebut belum ada. Dia juga mengaku tidak tahu berapa harga dari Bulog.

"Dari Bulog belum ada yang ke sini memberi gabah, belum ada yang turun dari Bulog. Saya juga pengen tahu harga bulog berapa," ucapnya.

Baca Juga:Di Tengah Isu Impor Beras, Bulog Surakarta Siap Beli Gabah Petani

Lantaran harganya anjlok dan tidak ada yang beli, petani dipastikan mengalami kerugian yang tak sedikit.

‎"Untuk panen seperempat hektar cuma dapat Rp2 juta. Mestinya Rp6 juta - 7 juta. Sedangkan modal tanam satu hektar mencapai 18 juta, termasuk untuk pupuk dan tenaga kerja," ujarnya.

‎Untuk itu, Munaseh meminta pemerintah lebih memperhatikan nasib petani daripada melakukan impor beras. "Petani harus lebih diprioritaskan," ujarnya.

Seperti diketahui, pemerintah berencana mengimpor satu juta ton beras pada tahun ini. Pemerintah beralasan membuka keran impor karena stok cadangan beras di Bulog rendah.

Kontributor : F Firdaus

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini