Mudik Lebaran Dilarang, Penjual Telur Asin Pantura Kembali Gigit Jari

Mudik lebaran tahun ini kembali dilarang, hal itu tentu saja akan berimbas ke penjual oleh-oleh khas Pantura

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 31 Maret 2021 | 08:25 WIB
Mudik Lebaran Dilarang, Penjual Telur Asin Pantura Kembali Gigit Jari
Seorang karyawan toko oleh-oleh Oke Maju Jaya tengah menata telur asin, Selasa (30/3/2021). (Ayotegal.com/Lilisnawati)

SuaraJawaTengah.id - Mudik lebaran tahun ini kembali dilarang oleh pemerintah Indonesia. Kebijakan larangan mudik akan kembali memberikan imbas tersendiri pagi para pedagang oleh-oleh di Pantura Kota Tegal.

Padahal mudik lebaran tahun lalu 2020 sudah dilarang, dan membuat pedagang oleh-oleh khas Pantura gigit jari. 

Dilansir dari Ayosemarang.com, seorang karyawan toko oleh-oleh Oke Maju Jaya di Jalan Dr Cipto Mangunkusumo, Kota Tegal Lisna (26) mengatakan, penjualan telur asin menurun drastis pada mudik lebaran tahun 2020. 

"Tahun kemarin ancur ya, turun drastis. Sehari hanya 200 butir saja yang terjual. Kalau mudik sebelum ada pandemi masih lumayan, sehari bisa 1.000 butir," ungkapnya, Selasa (30/3/2021).

Baca Juga:Mudik Lebaran Dilarang, Ganjar: Sabar Sebentar!

Bahkan, sejak ada pandemi, ada saja telur yang dibuang lantaran sudah kadaluarsa atau busuk. Jumlahnya juga tak tanggung-tanggung, ada ratusan butir telur.

"Hampir setiap hari ada yang dibuang, ya karena sudah busuk. Telur asin kan paling tahan dua minggu saja," katanya.

Menurutnya, nasib pedagang oleh-oleh di Pantura Kota Tegal juga sudah tak seberuntung saat sebelum adanya Tol Trans-Jawa.

"Sejak ada jalan tol jadi sepi. Deretan sini juga banyak pedagang yang tutup. Yang masih bertahan itu yang menempati tanah sendiri," ucapnya.

Hal serupa juga diungkap pedagang oleh-oleh telur asin lainnya, Sarwid (60). Bahkan, toko oleh-olehnya kini nyaris tutup.

Baca Juga:Nekat Mudik Jelang Lebaran, Siap-siap Sanksi Menanti Pemudik di Daerah

"Kondisinya udah nggak kaya dulu. Sudah sepi sejak ada tol, ditambah lagi ada pandemi, ini juga mudik dilarang. Sekarang seminggu saja baru melayani berapa biji," ucapnya.

Sarwid mengatakan, dulu ada 20-an jenis oleh-oleh yang dijual. Namun, saat ini hanya segelintir jenis saja.

"Dulu toko penuh jajanan dan oleh-oleh. Sekarang paling tinggal telur asin, dan jajanan ringan. Itu saja nyetoknya paling lima buah saja tiap jenisnya," bebernya.

Ia bahkan mengaku akan menutup toko oleh-oleh setelah masa kontraknya habis.

"Kontrak habis paling tutup saja. Sekarang saja sudah uring-uringan, seminggu belum laku," ungkapnya.

Padahal, dirinya sangat menaruh harap pada musim mudik Idulfitri 2021.

"Ya harapannya mudik tidak dilarang. Pemerintah bisa buat aturan buat yang mudik. Karena momen itu juga peluang kita buat memperbaiki ekonomi," tuturnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini