SuaraJawaTengah.id - Larangan mudik Lebaran 2021 yang dikeluarkan pemerintah pusat membuat para sopir dan kernet bus Antarkota AntarProvinsi (AKAP) di Kota Tegal menjerit.
Pasalnya, mereka terancam menghadapi kondisi serupa tahun lalu dimana harus menganggur saat momen perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Dilansir AyoSemarang.com--jaringan Suara.com, Tio (31) salah satu sopir bus Dewi Sri trayek Tegal-Jakarta yang harus menjadi pengangguran di momen mudik 2020.
"Tahun kemarin nganggur satu bulan karena ada lockdown dan larangan mudik. Semua bus AKAP nggak beroperasi, otomatis sopir dan kernetnya nganggur," katanya di temui di Terminal Kota Tegal, Jumat (2/4/2021).
Baca Juga:Tiket Kereta Untuk Keberangkatan Hanya Tersedia Sampai 30 April 2021
Ia sendiri khawatir, jika larangan mudik kembali diberlakukan, maka dirinya harus bersiap menjadi pengangguran lagi.
"Idul Fitri kemarin malah saya sampe jadi tukang parkir di minimarket dekat rumah mertua. Perhiasan istri juga terpaksa dijual, gelang, kalung dan anting. Hp dan kulkas juga dijual buat kebutuhan lebaran," bebernya.
Menurutnya, momen mudik merupakan kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih. Terlebih, kebutuhan keluarganya hanya ditopang dari menjadi sopir bus.
"Kalau lagi musim mudik, sekali berangkat bisa dapet Rp 600 ribu sampai Rp 800 ribu. Itu kan lumayan, bisa buat Lebaran. Beli baju baru anak istri, zakat fitrah dan beli gula-teh," ucapnya.
Tio berharap, kebijakan larangan mudik dipertimbangkan lagi, sehingga masyarakat yang bekerja di jasa transportasi tetap bisa mencari nafkah.
Baca Juga:Mudik Dilarang, Terminal Tirtonadi Tetap Siaga Candi
Hal serupa juga dirasakan kernet bus Iyan (40). Ia mengaku harus menjadi kernet truk logistik untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan keluarga.
- 1
- 2