Helmi mengatakan, nama Musala Istiqomah baru mulai digunakan pada 1970. Nama ini digunakan untuk catatan administrasi di pemerintahan.
"Kalau nama Langgar Dhuwur yang memberi nama orang-orang dulu. Saat itu belum ada namanya, jadi orang-orang nyebutnya Langgar Dhuwur karena memang tempat salatnya di atas, dhuwur gitu," ucapnya.
Sebagai musala tertua di Kota Tegal dan memiliki jejak sejarah penyebaran Islam, Langgar Dhuwur pernah diwacanakan menjadi bangunan cagar budaya oleh Pemkot Tegal. Bahkan di era wali kota Siti Masitha Soeparno, Langgar Dhuwur akan dijadikan salah satu wisata religi. Namun hal itu belum ada tindaklanjutnya sampai sekarang.
"Renovasi akhirnya juga kami lakukan sendiri dengan dana swadaya dan sumbangan donatur setelah kami mendatangi pemkot tidak ada tindaklanjut. Renovasi dilakukan karena kondisi tiang-tiang dan lantai sudah lapuk. Jemaah takut kalau tiba-tiba ambruk," ungkap Helmi.
Baca Juga:Mudik Dilarang, Penjual Telur Asin di Tegal: Tahun Kemarin Sudah Hancur!
Kontributor : F Firdaus