Enam Bulan Mati, Api Abadi Mrapen akan Dihidupkan Ganjar Pranowo

Api Abadi Mrapen sempat membuat geger, hingga akhirnya akan dihidupkan kembali oleh Gubernu Jateng Ganjar Pranowo

Budi Arista Romadhoni
Senin, 19 April 2021 | 17:45 WIB
Enam Bulan Mati, Api Abadi Mrapen akan Dihidupkan Ganjar Pranowo
Sudah enam bulan api abadi mrapen mati, besok pagi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan mencoba menghidupkannya. [Dok Pemprov Jateng]

Dari situlah, ESDM meyakni gas yang berada di aliran bawah permukaannya ter-orientasi kembali ke satu titik bor. Kemudian, pihaknya membersihkan sumur bor kedua karena memang memiliki tekanan yang tinggi. Sehingga, reservoirnya bersih dan gasnya mengalir kuat di satu tempat.

“Inilah yang kemudian di dalam kawasan api abadi Mrapen itu, kita yakini nanti bakal akan hidup lagi,” tuturnya.

Diketahui, sejak September 2020, api abadi di Mrapen padam. Dinas ESDM Jateng pun melakukan berbagai langkah untuk menyalakan api yang kerap dimanfaatkan apinya untuk sumber obor, seperti di even Pekan Olahraga Nasional hingga upacara Peringatan Hari Raya Waisak.

Sujarwanto menerangkan, Api Abadi Mrapen adalah fenomena dari gas alam yang secara alamiah menembus permukaan dan terbakar.

Baca Juga:Sering Kirim Bantuan ke Luar Dearah, Ganjar Sebut Stok Logistik Aman

Akumulasi gas yang terjadi di suatu tempat terjadi karena rangkaian panjang dari perjalanan sumber gas yang jauh dari permukaan bumi. Adapun formasi batuan bagian dari zona stratigrafi lembah Randublatung yang memanjang dari sebelah timur Semarang sampai jauh di selatan Madura.

Zona ini merupakan zona depresi bertekanan tinggi dan memiliki tekanan kompresi yang begitu kuat. Sehingga lapisan batuan di bawahnya selalu bertekanan.

Selain itu pula, lembah Randubaltung merupakan cekungan belakang dari sebuah tektonik yang bagian tengahnya adalah aktivitas magmatik. Fenomena yang nampak adalah jalur gunung api aktif (jalur Banda) dari tengah Sumatera-Jawa-Bali-NTB-NTT-Kepulauan Maluku-Sulawesi.

“Di Godong (Kecamatan Godong) merupakan ujung barat ini, rupanya cukup dangkal sehingga gas itu berada di kantong yang tidak terlalu jauh dari permukaan bumi. Kemudian ada struktur yang membuat bocoran di permukaan yang mengakibatkan semburan gas yang terbakar itu. Kemarin, terjadi mati. Karena banyak aktivitas yang membocorkan gas itu ke permukaan. Yang dapat diduga karena pengeboran orang mencari air bersih,” ujarnya.

Hal itu disebabkan di cekungan Randublatung air bersih amat sulit ditemukan. Sehingga jika pengeboran tidak dilakukan oleh pihak yang berkompeten maka yang keluar adalah gas.

Baca Juga:Rajungan Jateng Jadi Favorit di Amerika Serikat, Begini Reaksi Ganjar

“Kami meminta dengan tegas agar tidak melakukan pengeboran air tanah tanpa izin, oleh perusahaan atau juru bor yang tidak kompeten. Jangan menganggap di bawah tanah selalu ada air tanah. Pemboran air di wilayah Grobogan-Blora berisiko terjadi semburan gas yang berisiko keselamatan jiwa dan lingkungan," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini