Tampung Anak Miskin, Ini Kartini dari Kabupaten Banjarnegara

Ini Sosok Kartini dari Banjarnegara yang berjuang menyelamatkan anak dan lansia terlantar

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 21 April 2021 | 14:40 WIB
Tampung Anak Miskin, Ini Kartini dari Kabupaten Banjarnegara
Riana Fitriani atau akrab disapa Ambu Ivon ini adalah salah satu sosok yang mewarisi jiwa R.A Kartini masa kini yang berada di Banjarnegara. [Suara.com/Citra Ningsih]

SuaraJawaTengah.id - Jiwa patriotisme Raden Ajeng Kartini hingga kini seakan tidak pernah padam oleh zaman. Riana Fitriani atau akrab disapa Ambu Ivon ini adalah salah satu sosok yang mewarisi jiwa R.A Kartini masa kini di Banjarnegara.

Ia dengan suka rela manampung puluhan anak dan lansia yang kurang beruntung di Banjarnegara. Sebanyak 65 anak miskin dan 5 lansia, Ia rawat dan difasilitasi.

Meskipun dirinya bukan orang yang bergelimang harta, namun Ia yakin jika perbuatan baik akan selalu ada jalan keluar.

Ia berkisah, dirinya tergerak dengan melihat banyaknya anak anak yang tidak bersekolah dan tidak memiliki aktivitas yang jelas di Kabupaten Banjarnegara.

Baca Juga:Hari Kartini, Putri Koster Ingin Perempuan Tetap Tangguh saat Pandemi

"Saya miris banyak anak anak tidak sekolah, padahal nantinya mereka yang akan menjadi generasi penerus bangsa," ungkapnya.

Pada tahun 2018, Ia mengawali misi mulia dengan membuat Panti "Griya Amanah" di kediamannya, Kelurahan Parakancanggah ,Kecamatan Banjarnegara, Kab Banjarnegara, Jawa Tengah.

Riana Fitriani atau akrab disapa Ambu Ivon ini adalah salah satu sosok yang mewarisi jiwa R.A Kartini masa kini yang berada di Banjarnegara. [Suara.com/Citra Ningsih]
Riana Fitriani atau akrab disapa Ambu Ivon ini adalah salah satu sosok yang mewarisi jiwa R.A Kartini masa kini yang berada di Banjarnegara. [Suara.com/Citra Ningsih]

Perempuan kelahiran 14 Juli 1973 ini mengaku menggunakan uang pribadi untuk memenuhi kebutuhan panti tersebut.

"Secara logis dan angka, uang saya tidak akan cukup untuk memenuhi keperluan, tapi selalu ada jalan keluar melalui bantuan orang lain," imbuhnya.

Baca Juga:Twibbon Hari Kartini: Link Download hingga Cara Mudah Membuatnya

Ambu Ivon bekerja sebagai supir pribadi perorangan yang kebanyakan adalah teman temannya ,sehinga dirinya tidak pernah memasang tarif.

"Pendapatan tidak menentu, karena tidak setiap hari mereka pergi ke luar kota, sehingga tidak selalu butuh,"imbuhnya.

Sementara untuk biaya dan pengeluaran Panti ,dirinya dibantu oleh para donatur dan usaha kecil kecilan seperti ternah lele dan jasa laundry yang dikelolanya.

"Ya kalau cuma mengandalkan uang saya mustahil terpenuhi, karena untuk kebutuhan setiap pagi saja sudah Rp 500 ribu, buat anak anak sekolah, naik angkot dan uang saku, belum lain lain," jelasnya.

Selain memenuhi dalam bidang pendidikan, dirinya juga rutin mengajarkan anak anak Panti untuk belajar Al Quran dan kelas bakat lainnya.  

Perjuangan mendirikan dan mengelola Panti Griya Amanah tentu melalui banyak ujian berat. Dalam setahun ,Ia di usir 3 kali dari pemilik rumah.

"Itu tahun 2020, karena saya belum punya rumah sendiri, masih ngontrak," jawabnya sambil menangis mengingat memori kelam.

Namun atas ketegaran dan tekad yang kuat, Ia tepis rasa putus asa yang kerap terbersit ketika berbagai ujian datang menerpa. Kini, berkat usaha dan doa, Panti Griya Amanah sudah memiliki tempat sendiri meskipun masih sangat terbatas.

"Anak laki - laki kami pisah di rumah kontrakan, karena disini untuk putri dan lansia, sudah tidak cukup," tambahnya.

Salah satu anggota Panti Griya Amanah, Sartimah (58) mengatakan bahwa dirinya sangat tertolong oleh Ambu Ivon karena sudah menampung dirinya.

"Kaki saya kan sakit, tidak bisa berjalan normal dari dulu, saya makasih sekali sama Ambu," kata Sartimah sambil menangis.

Kontributor: Citra Ningsih 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak