"Masukan keong-keong yang sudah dicuci bersih. Setelah bumbu meresap kemudian diberi air dan direbus hingga kurang lebih 4 sampai 5 jam. Sambil sesekali diaduk untuk semakin meresapkan bumbu-bumbu kedalam daging keongnya. Setelah matang teksturnya jadi kenyal dan lembut. Terus identik juga dengan pedas dari bumbu rempahnya," lanjutnya.
Keong masak ini dijual dengan harga Rp40 ribu per kilogram. Namun ia juga menerima penjualan jika ada yang memesan hanya seperempat kilogram saja. Namun ada juga yang beli lebih dari satu kilogram biasanya buat oleh-oleh atau buat buka bersama keluarga.
"Sekarang alhamdulilah sudah 80 persen normal lah penjualannya. Pada bulan ramadan saja omset saya perharinya Rp3 juta. Ini hanya dari keong belum jajanan atau lauk yang lain. Jadi dalam sebulan ya hitung saja sendiri," jawabnya dengan candaan.
Sementara itu, Isti (57) warga Desa Prompong, Kecamatan Baturraden, yang tengah membeli keong sebanyak 1,5 kilogram ini mengaku sudah 11 tahun ia menjadi pelanggan Chamlani. Ia sempat membeli olahan keong ditempat lain namun disinilah yang menurutnya paling lezat.
Baca Juga:Doa Puasa Hari ke 18 Ramadhan, Bacaan Latin dan Maknanya
"Saya sejak tahun 2009 sudah membeli keong ini. Karena gimana ya? Bumbunya itu beda dari penjual lainnya. Meresap sampai kedalam. Harganya menurut saya juga pas lah jika dibandingkan dengan rasanya. Pasti tiap puasa selalu beli ini," akunya.
Dalam beberapa kesempatan ia juga membawakan keong ini ke luar kota untuk dijadikan oleh-oleh saudaranya yang diperantauan. Menurutnya olahan masakan ini tidak cepat basi meskipun sudah lewat hari.
"Saya pernah bawa ini ke Bengkulu, berangkat dari sini pagi. Nah sampai sana besok siangnya. Itu masih enak buat dikonsumsi. Rasanya tidak berubah. Jadi memang cocok lah buat oleh-oleh khas Purwokerto," tutupnya.
Kontributor : Anang Firmansyah
Baca Juga:Puasa Jauh dari Rumah, Anak Tertampar Lihat Rekaman CCTV Pas Ibu Berbuka