SuaraJawaTengah.id - Pemuka agama dan tokoh Nahdlatul Ulama, Miftah Maulana Habiburrahman atau yang sering dipanggil Gus Miftah menjadi sorotan masyarakat. Hal itu karena Gus Miftah ceramah di gereja.
Gus Miftah saat itu datang pada peresmian Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung di Penjaringan, Jakarta Utara.
Dilansir dari Hops.id, setelah memberikan ceramah di Gereja itu, Gus Miftah dilabeli dengan sebutan ‘kafir’ atau keluar dari keyakinan Islam. Lantas, benarkah hal tersebut membuat Gus Miftah menjadi kapok?
Pada wawancara khusus yang ditayangkan langsung di Kompas TV, Gus Miftah mendapat pertanyaan dari presenter mengenai keputusannya hadir di peresmian gereja. Jika sudah demikian, tanya sang pembawa acara, apakah dia masih mau dan berani melakukan hal serupa?
Baca Juga:Gus Miftah Masuk Gereja, Disinggung Ustaz Adi Hidayat dan UAS?
“Apakah dengan tekanan yang luar biasa kepada Gus Miftah karena datang gereja, Gus Miftah bakal berpikir dua kali untuk melakukan hal-hal serupa?” tanya presenter ke Gus Miftah, dikutip Kamis 6 Mei 2021.
Mendengar pertanyaan tersebut, Gus Miftah lantas mengaku tak pernah menyesali keputusannya. Bahkan, menurutnya, jika ada kesempatan lagi, dia tak sungkan kembali hadir dan berpidato di hadapan jamaah gereja.
“Saya pikir enggak. Saya punya guru, dan mereka mengatakan, yang penting akidah saya terjaga (saat di gereja). Jadi enggak masalah,” respons Gus Miftah.
Namun, ada satu hal yang dia sayangkan. Hingga saat ini, sudah banyak—bahkan tak terhitung—pemuka agama Islam yang hadir dan berdakwah di rumah ibadah lain. Akan tetapi, mengapa hanya dirinya yang mendapat penghakiman, sampai-sampai disebut kafir dan tidak beragama?
“Tapi kenapa yang dipersoalkan hanya saya? Makanya, berkat kasus ini, saya enggak akan menjadi goyah atau segala macem. Enggak! Selama ada kebaikan, saya akan tetap lakukan (berpidato di gereja).”
Baca Juga:Top 5 SuaraJogja: Dixie Pamit, Kisah Mualaf Warga Lapas Cebongan Cari Tuhan
“Lagipula kehadiran saya bukan dalam rangka peribadahan, melainkan peresmian gereja. Jadi saya rasa fine-fine saja,” tegasnya.
Respons Gus Miftah usai dihujat datang ke gereja
Lebih jauh, Gus Miftah memastikan, dia tak datang sendiri ke gereja, melainkan ditemani Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan pemuka agama lainnya. Itulah mengapa, dia mengaku heran saat warganet menghujaninya dengan hujatan-hujatan kasar.
“Di situ ada tokoh agama lainnya, ada Gubernur DKI (Anies Baswedan) Sekjend PBNU, kemudian ada FKUB, lalu tokoh-tokoh agama. Mereka semua menandatangani prasasti kerukunan, dan saya yang diberi kesempatan untuk orasi kebangsaan.”
“Makanya saya heran ketika video itu viral, saya enggak paham. Tapi kalau kemudian mereka mengatakan, Miftah kafir karena masuk gereja. Saya meyakini kok, insya Allah sampai hari ini iman saya masih utuh,” urainya.
Meski demikian, dia secara tak langsung menyadari, ‘ceramah di rumah ibadah lain’ bukan merupakan hal yang umum di Indonesia. Itulah sebabnya, dia mengaku tak masalah jika ada orang atau kelompok tertentu yang tak setuju.
“Kalau ada yang gak sepakat sama perbuatan saya, saya bisa memahami mereka. Kalau ada yang mengatakan perlakuan saya salah, monggo-monggo saja. Tapi dengan semua yang terjadi, itu tak pernah meruntuhkan iman saya,” kata dia.