Ketupat Jembut Jadi Perbincangan di Medsos, Ternyata Terancam Punah

Nitizen yang mengaku warga Semarang mengaku belum mengetahui jika Kota Semarang mempunyai tradisi ketupat jembut

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 20 Mei 2021 | 13:07 WIB
Ketupat Jembut Jadi Perbincangan di Medsos, Ternyata Terancam Punah
Sejumlah anak mengantre untuk mendapatkan ketupat jembut di Kota Semarang (suara.com/Dafi Yusuf) 

"Artinya itu perjuangan siap saling memaafkan dan juga saturahmi. Itulah arti yang ada di ketupat jembut dngan harapan warga Pedurungan bisa sehat dan aman semua," imbuhnya.

Untuk perayaan tahun ini, dia hanya membuat 80 ketupat jembut. Hal itu disebabkan karena dia sudah tak sanggup untuk memproduksi dengan jumlah yang lebih banyak lagi.

"Sekarang badannya sudah tak kuat buat banyak-banyak," paparnya.

Ketua RW 1 Pedurungan Tengah, Wasihi Darono mengatakan, bahwa tradisi bagi ketupat ini sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Warga sekitar tak banyak yang tau arti dibalik tradisi weh-wehan ketupat jembut itu.

Baca Juga:Musim Pancaroba di Kota Semarang Diprediksi akan Terjadi Akhir Mei Ini

"Hanya sedikit yang tau, katanya simbol perjuangan," jelasnya saat ditemui di rumahnya.

Dia menyebut, tradisi itu memang dilakukan orang dewasa dan diperuntukan untuk anak-anak sebagai simbol untuk meneruskan tradisi ke generasi yang lebih muda. Selain mendapatkan Ketupat Jembut, anak-anak ini juga menerima uang fitrah.

"Kalau yang tak bisa memberi ketupat jembut biasanya memberikan  uang fitrah," ujarnya.

Bagi warga yang penasaran dengan ketupat kembut tak perlu khawatir karena tradisi tersebut diadakan setiap satu tahun satu kali ketika Syawalan. Apalagi sampai saat ini warga sekitar antusiasme untuk mengikuti tradisi tersebut cenderung naik.

Kontributor : Dafi Yusuf

Baca Juga:Di Kota Semarang, Laki-laki Dominasi Kasus Covid-19 Dibanding Perempuan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini