"Ada juga warga yang pesan barang dan makan secara online belum bayar, saya terpaksa yang membayarnya," kata Panut.
Ia mengaku selama dua pekan menjalani karantina wilayah juga tidak punya penghasilan. Pekerjaan sebagai tukang las
freelance selama menjalani karantina wilayah banyak order yang tidak tergarap.
"Saya tidak bisa keluar dari kampung karena menjalani karantina wilayah. Terpaksa harus menolak orderan pekerjaan," kata dia.
Kebutuhan Pokok
Baca Juga:Dewi Tanjung ke Fadli Zon: Selamat Positif Covid-19 Jangan Lupa Isolasi
Selama berjaga di kampung, lanjutnya, dibantu 15 pemuda kampung setempat yang juga negatif Covid-19. Mereka rela siaga selama 24 jam nonstop guna untuk membantu warga karantina.
"Kalau untuk kebutuhan pokok memang sudah dipenuhi pemerintah. Untuk kebutuhan beli air galon, gas 3 kg, dan lauk kami yang belikan," kata dia
Bersama para pemuda, dia juga berinisiatif mengadakan kegiatan di kampung agar suasana tidak mencekam. Kegiatan itu meliputi badminton di jalan kampung setiap pagi dan memancing di saluran drainase yang melintas di kampung..
"Kami juga lakukan penyemprotan massal. Untuk obat desinfektannya kita beli dari uang jimpitan (iuran warga). Sedangkan alat penyemprotan dipinjami kelurahan," katanya.
Baca Juga:Nadiem Makarim: Target Penyelesaian Vaksinasi Guru Mundur ke Agustus 2021