Tradisi Lebaran Jadi Faktor Kasus Covid-19 di Kudus Meledak

Bahkan tidak sedikit, destinasi wisata yang diminta tutup untuk mencegah lonjakan kasus saat itu.

Ronald Seger Prabowo
Sabtu, 05 Juni 2021 | 16:05 WIB
Tradisi Lebaran Jadi Faktor Kasus Covid-19 di Kudus Meledak
Bupati Kudus Hartopo saat ditemui di Pendopo Kabupaten Kudus. [Suara.com/Fadil AM]

SuaraJawaTengah.id - Melonjaknya angka kasus positif Covid-19 di Kabupaten Kudus, disebut Bupati Kudus Hartopo diakibatkan oleh sejumlah tradisi saat libur Lebaran kemarin.

"Kebiasaan masyarakat, biasanya sepekan setelah Idulfitri ada hari raya Ketupat. Nah ini dipakai untuk rekreasi di objek wisata," kata Hartopo saat ditemui di Pendopo Kabupaten Kudus, Sabtu (5/6/2021).

Padahal, lanjutnya, sejumlah objek wisata di Kudus baik wisata alam maupun religi sudah dibatasi hanya 30% dari kapasitas.

Bahkan tidak sedikit, destinasi wisata yang diminta tutup untuk mencegah lonjakan kasus saat itu.

Baca Juga:Ajak Warga Berpartisipasi, Ganjar Dukung Gerakan Kudus Dua Hari di Rumah Saja

Hanya saja berkenaan itu, tidak sedikit masyarakat yang nekat berwisata di daerah lain di luar Kudus.

"Objek wisata di Kudus sudah kita batasi. Bahkan ada yang kita tutup, artinya kita sudah sekat. Tetapi objek wisata di daerah lain seperti di Jepara dan Rembang kan banyak yang buka. Akhirnya pada lari ke sana kemari. Itu menjadi faktor juga untuk lonjakan ini," beber Hartopo.

Baginya, faktor utama yang menjadikan Kudus zona merah adalah adanya tradisi anjang sana (Silaturahmi) saat Lebaran.

"Utamanya lonjakan ini terjadi yang paling signifikan itu anjang sana saat hari raya Idulfitri. Mereka bertamu ke mana-mana, ketemu orang buka masker sambil ngobrol dan makan, droplet mudah menyebar," ungkapnya.

Kontributor : Fadil AM

Baca Juga:Kasus Pertama di Melawi, Remaja Meninggal Positif Covid-19

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini