SuaraJawaTengah.id - Bupati Kudus, HM Hartopo harus berfikir keras untuk mengatasi hantaman Covid-19 yang tiba-tiba meledak dalam dua pekan terakhir.
Meningginya angka kasus Covid-19 di Kudus, membuat sejumlah anggaran menipis. Paling besar, dana tersedot untuk keperluan operasi yustisi.
Hartopo mengatakan, anggaran Covid-19 terbesar habis untuk operasi yustisi. Bahkan kegiatan tersebut mampu menghabiskan mencapai puluhan juta rupiah sekali jalan.
"Operasi yustisi aja berapa, sekali minta Rp10 juta sampai puluhan juta. Terus mengajukan, setiap bulan mengajukan," ungkapnya di Pendapa Kabupaten Kudus, Senin (7/6/2021).
Baca Juga:Jalani Isolasi Terpusat, 69 Warga Kudus Dikarantina di Asrama Haji Donohudan
Dikatakannya, anggaran tak terduga di Kota Kretek saat ini diperkirakan tinggal Rp1,4 miliar. Begitupun dana hasil refocussing turut mengalami kekritisan yang sama.
"Anggaran kita menipis sekali. Dana TT (tak terduga) kita sudah menipis. Hasil refocussing juga menipis dipakai buat operasional Covid-19 ini," jelasnya.
"Semuanya mepet TT tinggal satu koma sekian miliar rupiah. Refocussing juga dana menipis sekali," tambah dia.
Hartopo semakin pusing lantaran perjalanan untuk menangani Covid-19 di Kabupaten Kudus masih panjang.
"Perjalanan masih jauh buat operasional macem-macem, seperti operasi yustisi. Operasi yustisi selalu minta terus. Sekarang aja untuk operasi yustisi saja belum tentu cukup," keluhnya.
Baca Juga:Hadapi Lonjakan Covid-19 di Kudus, Menkes Budi Gunadi Minta Ini Kepada Ganjar
Diketahui, secara kumulatif kasus positif Covid-19 di Kudus mencapai 8.757. Saat ini pasien dirawat di 7 rumah sakit di Kudus berjumlah 414. Sementara pasien yang dirawat di Faskes di luar Kudus sebanyak 126 orang.
Sementara itu, yang melakukan isolasi mandiri sebesar 1.280 orang. Kemudian yang wafat sebanyak 718. Terakhir sembuh yakni 6.345.
Kontributor : Fadil AM