Kasus Covid-19 di Kota Semarang Membludak, Petugas Pemakaman Sampai Tidur di Kuburan

Relawan yang bertugas di pemakaman sampai tidur di kuburan karena membludaknya kasus Covid-19 di Kota Semarang

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 16 Juni 2021 | 12:26 WIB
Kasus Covid-19 di Kota Semarang Membludak, Petugas Pemakaman Sampai Tidur di Kuburan
Relawan memakamkan pasien Covid-19 di Kota Semarang (suara.com/Dafi Yusuf)

SuaraJawaTengah.id - Beberapa minggu terakhir kasus Covid-19 di Kota Semarang kembali meningkat. Hal itu membuat relawan pemakaman Covid-19 kembali sibuk, bahkan tak jarang mereka harus rela tidur di kuburan.

Lucky CL merupakan  salah satu relawan pemakan Covid-19 di Kota Semarang. Awal bulan Ramadan tahun ini dia sempat bersantai lantaran kasus  kematian karena Covid-19 menurun.  

Saking sepinya, dia mengaku sempat tak mendapatkan tugas untuk memakamkan pasien  Covid-19 di Kota Semarang. Namun, saat ini Lucky kembali disibukan seiring naiknya kasus Covid-19 di Kota Semarang.

Lucky mengaku, hingga saat ini dia sudah memakamkan ratusan jenazah pasien Covid-19 di  Kota Semarang. Sementara untuk bulan ini, dia sudah memakamkan 9 jenazah pasien Covid-19.

Baca Juga:Kasus Positif Covid-19 di Riau Capai 311, Sembuh 518, Meninggal 5 Pasien

"Kalau mulai ramai lagi ya pasca lebaran kemarin sudah mulai sibuk lagi," jelasnya kepada suara.com, Rabu (16/6/2021).

Berdasarkan info yang dia dapatkan, sejumlah rumah sakit di Kota Semarang  sudah mulai membludak. Dia juga mendapatkan kabar jika Rumah Dinas Wali Kota Semarang juga penuh.

"Ya semoga saja pasien sembuh semua lantaran informasi yang kami terima jumlah pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit di Semarang membludak. Rumdin yang jadi tempat isolasi pasien juga penuh," katanya.

Dia menceritakan, lonjakan kasus Covid-19 gelombang pertama yang terjadi beberapa bulan lalu sempat membuatnya kewalahan. Saat itu dalam satu hari  saja dia bisa memakamkan tiga jenazah.

"Saat itu mampu memakamkan tiga jenazah pasien Covid-19 dalam semalam," imbuhnya.

Baca Juga:Kasus Covid-19 Menggila, Luhut: Inilah Kesalahan Kita Ramai-ramai

Banyaknya pasien Covid-19 yang meninggal membuatnya harus standby selama 24 jam. Hal itulah  yang membuatnya terkadang harus tidur di kuburan.

"Mau ga mau harus siap dipanggil kapan saja. Bahkan kami harus tidur di kuburan," ucapnya.

Dia berharap tak ada lonjakan angka kematian pada gelombang kedua pandemi Covid-19 tahun ini. Selain itu, Lucky juga mengingatkan masyarakat agar lebih taat protokol kesehatan.

"Kenaikan kasus Covid-19 di gelombang kedua ini menjadi pembelajaran bagi masyarakat agar lebih tertib prokes," katanya.

Sementara itu, relawan pemakaman Covid-19, Pelo menjelaskan, tak hanya meningkatnya jumlah permintaan pemakaman pasien Covid-19, penyemprotan disinfektan juga meningkat.

Masyarakat beberapa minggu terakhir ini seringkali meminta para relawan untuk menyemprot disinfektan di wilayah pemukiman atau perkantoran sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19.

"Ya karena kasus mulai tinggi masyarakat jadi lebih waspada kembali," terangnya.

Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi  mengatakan,  untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19 dia  sudah revisi SK Wali Kota Semarang  agar masyarakat semakain paham. Kegiatan seperti pernikahan dan pemakaman dibatasi 50 orang.

"Namun kalau kegiatan aktifitas ibadah kalau muat 300 bisa dikurangi 50 persen jadi 150 sudah  bisa  digunakan," jelasnya saat ditemi di Kantor  Wali Kota Semarang beberapa waktu yang lalu.

Menurutnya, melonjaknya  angka Covid-19  di Kota Semarang disebabkan karena kesadaran masyarakat soal prokes mulai  menurun. Berdassarkan survei yang dia lakukan, banyak warga yang mengabaikan prokes.

"Kalau sudah begini harus saling menjaga, harus mandi sebelum masuk rumah," ujarnya.

Beberapa kali dia menemui pasien Covid-19  kebanyakan mereka diisolasi di rumah dinas dengan keluarga. Hal itu mennunjukan jika penyebarannya sudah sampai pada  lingkup yang paling kecil.

"Beberapa kali saya temui warga yang isolasi, saya anya di sini dengan siapa, ternyata dengan  suaminya," ujarnya.

Untuk antisipasi Ruang IGD dan Isolasi Covid-19 di sejumlah rumah sakit Kota Semarang yang mulai penuhi, dia mengimbau kabupaten/kota di luar Kota Semarang merujuk pasien Covid-19 ke rumah sakit terdekat di sekitarnya.

"Hal itu mengingat keterbatasan tempat tidur rumah sakit di Kota Semarang terbatas," ucapnnya.

Kontributor : Dafi Yusuf

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini