"Ya karena kasus mulai tinggi masyarakat jadi lebih waspada kembali," terangnya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19 dia sudah revisi SK Wali Kota Semarang agar masyarakat semakain paham. Kegiatan seperti pernikahan dan pemakaman dibatasi 50 orang.
"Namun kalau kegiatan aktifitas ibadah kalau muat 300 bisa dikurangi 50 persen jadi 150 sudah bisa digunakan," jelasnya saat ditemi di Kantor Wali Kota Semarang beberapa waktu yang lalu.
Menurutnya, melonjaknya angka Covid-19 di Kota Semarang disebabkan karena kesadaran masyarakat soal prokes mulai menurun. Berdassarkan survei yang dia lakukan, banyak warga yang mengabaikan prokes.
Baca Juga:Kasus Positif Covid-19 di Riau Capai 311, Sembuh 518, Meninggal 5 Pasien
"Kalau sudah begini harus saling menjaga, harus mandi sebelum masuk rumah," ujarnya.
Beberapa kali dia menemui pasien Covid-19 kebanyakan mereka diisolasi di rumah dinas dengan keluarga. Hal itu mennunjukan jika penyebarannya sudah sampai pada lingkup yang paling kecil.
"Beberapa kali saya temui warga yang isolasi, saya anya di sini dengan siapa, ternyata dengan suaminya," ujarnya.
Untuk antisipasi Ruang IGD dan Isolasi Covid-19 di sejumlah rumah sakit Kota Semarang yang mulai penuhi, dia mengimbau kabupaten/kota di luar Kota Semarang merujuk pasien Covid-19 ke rumah sakit terdekat di sekitarnya.
"Hal itu mengingat keterbatasan tempat tidur rumah sakit di Kota Semarang terbatas," ucapnnya.
Baca Juga:Kasus Covid-19 Menggila, Luhut: Inilah Kesalahan Kita Ramai-ramai
Kontributor : Dafi Yusuf