Keren! Dijual ke Luar Negeri, Perajin Ini Manfaatkan Kulit Kambing Jadi Produk Fesyen

Limbah kulit kambing biasanya hanya diolah menjadi alat musik, namun perajin ini memanfaatkanya menjadi produk fesyen yang dijual ke luar negeri

Budi Arista Romadhoni
Senin, 28 Juni 2021 | 13:21 WIB
Keren! Dijual ke Luar Negeri, Perajin Ini Manfaatkan Kulit Kambing Jadi Produk Fesyen
Retno Wulansari (45) saat menunjukan hasil kerajinan sepatu kulit kambing ecoprint-nya, Sabtu 26 Juni 2021. [Ayosemarang.com]

SuaraJawaTengah.id - Limbah kulit kambing jarang kita dengar diolah sebagai produk fesyen. Namun hal itu kini terbantahkan. 

Di Kota Tegal rupanya ada yang memanfaatkan limbah kulit kambing. Padahal limbah tersebut biasanya hanya untuk membuat alat musik seperti rebana atau kendang. 

Namun tidak bagi Retno Wulansari, 45, warga Kelurahan Pekauman, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal. Ia berhasil mengolah limbah kulit kambing menjadi kerajinan bernilai jual tinggi, seperti tas, sepatu dan dompet.

Uniknya lagi, produk kerajinannya itu dipadukan dengan teknik ecoprint, sehingga menghasilkan produk yang natural dan cantik.

Baca Juga:Usai Dicuci, Sepatu Warganet Ini Malah Muncul Hal Tak Terduga

Bahkan, produk kerajinan tangannya itu sudah menembus pasar mancanegara, di antaranya permintaan dari Malaysia, Taiwan dan Singapura.

Selain kulit, Retno juga memadukan teknik ecoprint ke dalam sebuah kain, sehingga menghasilkan motif yang unik dan berbeda.

Ada berbagai macam produk kerajinan ecoprint yang dibuatnya, di antaranya sepatu, tas, dompet, kemeja, syal, sajadah dan lainnya.

Dilansir dari Ayosemarang.com, Retno mengaku, dalam satu bulan bisa meraup omzet Rp30 hingga Rp40 juta dari menggeluti kerajinan ecoprint.

Menurutnya, yang membedakan hasil kerajinannya dengan yang lain yakni pada teknik pewarnaan. Ia mengaku tidak menggunakan bahan-bahan kimia, melainkan memilih menggunakan bahan alami, seperti kulit mahoni, secang dan daun mangga.

Baca Juga:Baru Terungkap, Ternyata Ada Tulisan Spesial di Sepatu Lamaran Lesti Kejora

"Kami pakai pewarna alami, seperti kulit mahoni, secang dan daun mangga. Itu supaya ramah lingkungan," katanya Sabtu (26/6/2021). 

Ia pun bersyukur, dari yang semula hanya ibu rumah tangga biasa, kini bisa menghasilkan pundi-pundi uang dari hasil kerajinan tangannya.

"Untuk omzet masih kecil, masih skala UMKM. Per bulan sekira Rp 30 juta sampai Rp 40 juta, tapi Alhamdulillah," ujarnya. 

Ia pun menceritakan awal mula tertarik menggeluti kerajinan ecoprint. Menurutnya, ide itu berawal saat dirinya menghadiri pameran nasional Inacraft di Jakarta.

"Di situ saya melihat peluang mengolah daun menjadi produk ecoprint punya pasar yang bagus. Apalagi bagi orang-orang luar negeri yang menyukai produk-produk natural tanpa campuran kimia," ucapnya.

Retno sendiri sudah menekuni bisnis kerajinan ecoprint sejak dua tahun terakhir ini. Menurutnya, produk yang sudah tembus pasar mancanegara yakni produk sepatu dari kulit kambing.

Ia sendiri memilih kulit kambing karena Kota Tegal terkenal dengan sate kambingnya.

"Biasanya kulit kambing kan dijadikan beduk. Saya coba manfaatkan untuk sepatu, Alhamdulillah peminatnya banyak," tuturnya.

Kerajinan sepatu kulit kambingnya itu juga mengantarkannya menjadi juara satu Lomba Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) di Kota Tegal. 

Retno mengatakan, harga produk kerajinan ecoprint-nya cukup terjangkau, yakni mulai Rp50.000 sampai Rp750.000.

Untuk sepatu kulit, dibanderol mulai dari Rp250.000 sampai Rp550.000. Sementara untuk tas, dibanderol mulai Rp300.000 sampai Rp400.000.

Sedangkan harga tertinggi Rp750.000 itu adalah produk ecoprint yang menggunakan media kain sutra.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini