SuaraJawaTengah.id - Virus corona varian Delta kini diketahui sudah menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Bagaimana dengan resiko ibu hamil dengan virus covid-19 varian baru tersebut?
Covid-19 varian Delta adalah virus yang menjadi perhatian karena lebih menular dan berisiko memicu infeksi parah. Ternyata, ibu hamil salah satu kelompok yang berisiko menderita parah ketika terinfeksi varian Delta sehingga perlu vaksin Covid-19.
Berdasarkan data dari Universitas Oxford menunjukkan varian Delta bisa menyebabkan penyakit serius pada ibu hamil. Sedangkan, hampir semua ibu hamil yang dirawat di rumah sakit karena virus corona Covid-19 belum vaksin Covid-19.
Setengan dari ibu hamil yang terinfeksi virus corona Covid-19 dan dibawa ke rumah sakit mengalami infeksi sedang hingga berat. Jumlah ini menunjukkan peningkatan sebanyak seperempat dibandingkan gelombang pertama pandemi.
Baca Juga:Eijkman Pastikan Dua Kasus Covid-19 di Jambi Bukan Varian Delta, Tapi Lokal Indonesia
"Ini adalah berita baik karena sangat sedikit ibu hamil yang vaksinasi yang dirawat di rumah sakit karena virus corona Covid-19," kata Marian Knight, kepala peneliti studi tersebut dikutip dari The Sun.
Tapi, jumlah ibu hamil yang dirawat di rumah sakit akibat virus corona Covid-19 sekarang sudah meningkat. Menurut Marian Knight, ibu hamil nampaknya berisiko menderita gejala parah bila terinfeksi varian Delta.
Karena, ibu hamil memang berisiko menderita penyakit serius bila terinfeksi virus corona Covid-19. Dr Richard Cree mengungkapkan bahwa 95 persen ibu hamil yang rawat inap di rumah sakit itu belum vaksinasi.
Sebelumnya, Dr Cree, seorang konsultan perawatan intensif mendesak orang-orang untuk mengesampingkan keraguannya terhadap vaksin Covid-19.
"Ibu hamil dengan pneumonitis Covid-19 yang parah meningkatkan risiko bayi lahir mati atau bayi lahir prematur sehingga perlu menerima tawaran vaksinasi," jelasnya.
Baca Juga:Apa Beda Virus Corona Varian Delta dengan Delta Plus?
Hal ini dipengaruhi oleh perubahan sistem kekebalan selama kehamilan yang meningkatkan kemungkinan mengembangkan komplikasi serius.
Untungnya, Dr Cree mengatakan sebagain besar ibu hamil yang positif Covid-19 ini hanya membutuhkan oksigen aliran tinggi atau CPAP (Continuous positive airway pressure), bukan ventilator.
"Apapun yang mengurangi kadar oksigen ibu hamil bisa mengurangi kadar oksigen pada bayi dalam kandungan. Dalam situasi ini, kondisi bayi dalam kandungan akan terpengaruh," jelasnya.
Dr Edward Morris, Presiden Royal College of Obstetricians and Gynaecologists juga menambahkan bahwa mayoritas ibu hamil yang terinfeksi virus corona Covid-19 belum vaksinasi.
Jadi, ia ingin meyakinkan ibu hamil bahwa vaksin Covid-19 adalah cara terbaik untuk melindungi diri sendiri dan bayi dalam kandungan dari infeksi parah akibat virus corona Covid-19.