Sampai Menolak Pesanan, Cerita Pembuat Batu Nisan di Semarang Banjir Orderan

Saking larisnya, penjual batu nisan di Semarang sampai menolak pesanan pembeli karena tak kuat memenuhi jumlah pesanan batu nisan oleh pelanggan.

Ronald Seger Prabowo
Selasa, 03 Agustus 2021 | 08:35 WIB
Sampai Menolak Pesanan, Cerita Pembuat Batu Nisan di Semarang Banjir Orderan
Penjual Batu nisan di kompleks pemakaman Berguta Semarang. [Suara.com/Dafi Yusuf]

SuaraJawaTengah.id - Penjual batu nisan di Kota Semarang ketika pandemi saat ini laris manis. Dalam sehari 50 batu nisan bisa habis terbeli.

Saking larisnya, penjual batu nisan di Semarang sampai menolak pesanan pembeli karena tak kuat memenuhi jumlah pesanan batu nisan oleh pelanggan.

Pembuat batu nisan asal Semarang, Dewa (30) mengatakan, selama pandemi gelombang dua ini omzet penjualan batu nisan di tokonya meningkat signifikan. Paling sedikit, dia menjual 50 batu nisan saben hari.

"Omzetnya meningkat drastis," jelasnya saat ditemui Suarajawatengah.id di komplek pemakaman Berguto, Kota Semarang,  Selasa (3/8/2021).

Baca Juga:Fakta Menarik Sumbangan Rp2 Triliun Dari Akidi Tio Yang Ternyata Bohong

Jika dibandingkan dengan sebelum pandemi, jumlah penjualannya berbeda jauh. Dia mengibaratkan pandemi gelombang kedua ini dia seperti ketiban durian karena jumlah pemesan batu nisan  yang datang ke tokonya naik secara drastis.

"Kalau dibandingkan dengan sebelum pandemi, penjualan batu nisan di tokonya naik sekitar 500 persen," katanya.

Dalam satu hari saja, warga yang memesan batu nisan kepadanya  bisa sampai 50 orang. Sebelum pandemi, dalam satu hari biasanya paling banyak sekitar 10-15 batu nisan yang terbeli.

"Kalau dibanding dengan pandemi gelombang pertama, banyakan sekarang," katanya.

Sekali membuat batu nisan, dia bisa menghabiskan waktu selama 15 menit. Dia mengaku banyaknya pesanan sempat mmembuatnya kelimpungan. Tak jarng juga, dia terpaksa menolak pesanan lantaran stock habis.

Baca Juga:Duh! 20 Persen Rakyat Indonesia Tak Mau Divaksin

"Cukup menguras tenaga, sampai jarang tidur. Paling cuma dua jam tidurnya," imbuhnya.

Meski begitu, dia sempat kesulitan mendapatkan bahan baku. Hal itu disebabkan permintaan pembeli yang banyak membuat produksi bahan baku kuwalahan. Selain itu, harga bahan baku juga turut naik karena sempat langka.

"Kemarin saja sampai kehabisan stock, untuk harganya mulai Rp 200 ribu sampai Rp 250 ribu satu batu nisan" ujarnya.

Salah satu pemesan batu nisan, Agus Setyawan mengaku baru memesan batu nisan di tempat tersebut. Dia memesan batu nisan untuk kematian keluarganya yang meninggal akibat Covid-19.

"Ini saya pesan untuk keluarga saya," jawabnya singkat. 

Kontributor : Dafi Yusuf

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak