SuaraJawaTengah.id - Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono selalu membuat geger di Masyarakat. Ia selalu membuat kontroversi yang berlebihan.
Usai digegerkan dengan kebijakan-kebijakan Covid-19, kini menyebut Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan sebagai menteri penjahit.
Pernyataan Bupati Banjarnegara itu lantas membuat geger. Parahnya lagi, dia menyebut Luhut Pandjaitan sebagai menteri penjahit adalah saat dalam sebuah wawancara.
Namun, belakangan Bupati Banjarnegara itu meminta maaf kepada Luhut. Dalihnya dia tak ada niat menghina menteri asal Batak itu.
Baca Juga:Dear Bobotoh dan Bon Jovi, Begini Aturan Liga 1 2021
Makanya dalam permohonan maaf ke Luhut, Bupati Banjarnegara pun siap dikutuk apapun akibat ucapannya tersebut.
Nah bagaimana sepak terjang Bupati Budhi Sarwono?
Menyadur dari Hops.id, ini beberapa kontroversi Bupati Banjarnegara yang pernah membuat geger publik:
Mau tiru Singapura
Bupati Budhi jadi perhatian beberapa waktu lalu, dengan pernyataanya akan meniru Singapura dalam merespons Covid-19.
Baca Juga:Sebut Luhut Menteri Penjahit, Bupati Banjarnegara Rela Dikutuk: Demi Allah Tak Niat Hina
Seperti pemerintah Negeri Singa yang menetapkan warganya untuk hidup berdampingan dengan Covid-19, Bupati Budhi ingin seperti itu juga.
Makanya dia berkata kalau diizinkan Presiden, dia akan langsung membikin Banjarnegara seperti Singapura dalam merespons Covid-19.
Covid-19 itu flu biasa
Budhi gerah juga isu Covid-19 yang dimainkan kok jadi berlebihan. Si bupati ini malah menganggap Covid-19 itu nggak ada, dalam pernyataannya pada awal Juli lalu. Budhi mengatakan Covid-19 ya penyakit umum biasa seperti demam, batuk dan flu biasa.
Malahan dia menyinggung kok bisa nama virus Corona sudah disebutkan dalam buku pelajaran kelas 2 SMP pada 2014.
Nah nekatnya lagi, Bupati Budhi nggak mematuhi arahan pemerintah pusat untuk refocusing anggaran APBD untuk penanganan Covid-19. Alih-alih menaati arahan Presiden, Bupati Budhi malah menggunakan APBD untuk perbanyak proyek infrastruktur pembangunan daerah lho Sobat Hopers. Menurutmu bagaimana tuh.
Rumah sakit sales corona
Nah ini yang nggak kalah heboh. Bupati Budhi Sarwono pernah bikin Ikatan Dokter Indonesia (IDI) murka. Gegaranya dia menuding rumah sakit jadi sales alias jualan Covid-19.
Pada Juni lalu, Budhi menduga rumah sakit punya kepentingan mraup untung dengan memanfaatkan kondisi dan situasi Covid-19.
Malahan Budhi ngaku sudah ketemu dengan sales yang mencari orang sakit untuk dikarantika, ya tujuannya buat dapat cuan.
“Kemarin saya sudah ketemu sama salesnya, namanya Bejo yang mecari orang sakit untuk di pondokin ke Rumah Sakit,” katanya dalam video wawancara durasi 3 menit 8 detik dikutip dari Suara.com.
Bahkan dia merinci lho, keuntungan yang didapatkan sales Covid-19. Yaitu kalau berhasil mengirimkan pasien ke rumah sakit dengan mobil sendiri dapat Rp200 ribu, kalau pasien diambil dengan ambulance maka rumah sakit dapat honor Rp100 ribu.
Budhi mengatakan bahwa biaya klaim perawatan pasien covid mencapai Rp 10 juta perhari. “Yang saya ketahui sampai saat ini laporan dari dinas saya itu untuk biaya tiap hari Rp 6.250.000 mnimal, maksimal sampai Rp 10 juta per hari,” jelasnya.
Dia juga menyebutkan rumah sakit di Banjarnegara saling rebutan pasien Covid-19.
Hajatan lanjut terus
Petugas Satpol PP Kota Depok memasang garis barikade di lokasi hajatan lurah Pancoran Mas. Foto: Hops.id
Bupati Budhi juga bikin heboh, lantaran di masa pandemi, malah membiarkan acara hajatan di wilayahnya jalan terus saja. Tapi dia meminta betul acara atau hajatan mesti mematuhi protokol kesehatan.
Budhi mengambil kebijakan ini dengan dalih pengawasan lebih mudah, jadi nggak ada cerita tuh warga adakan acara sembunyi-sembunyi.
Saya berpesan kepada masyarakat, Pak Bupati bertanggungjawab sepenuhnya untuk kegiatan pengajian, olahraga, kesenian monggo jalan terus. Tapi jangan lupa protokol kesehatan harus dilaksanakan, jangan sampai tidak,” kata dia.
Budhi juga mengingatkan warga untuk melaporkan aparat yang menakuti warga dan mengancam akan bubarkan acara di masa pandemi ini.
Bupati Banjarnegara Luhut penjahit
Bupati Banjarnegara dalam sebuah wawancara menyebutkan Luhut dengan dengan nama lengkapnya melainkan menyebutkan dengan Menteri Penjahit atau Penjait. Padahal kan nama lengkap Luhut adalah Luhut Pandjaitan.
Pada potongan video yang beredar, Bupati Banjarnegara mengulas soal dampak penerapan PPKM dan bantuan sosial yang diturunkan oleh pemerintah.
Menurutnya berdasarkan evaluasi, penerapan PPKM terbukti tokcer menekan angka kasus Covid-19 di Banjarnegara dan bantuan sosial efektif membantu masyarakat.
“Alhamdulillah Banjarnegara dulu BOR 99 peren, turunlah PPKM Darurat. Saya baca aturannya sesuai saran Pak Presiden yang langsung ditindaklanjuti Mendagri, dan dilaksanakan rapat sama menteri penjahit, yang orang Batak itu Menteri Penjahit,” kata dia.
Selanjutnya dia mengatakan dengan kendali PPKM oleh Menteri Luhut dan jaring pengaman sosial ditebarkan ke masyarakat sangat membantu. Bupati itu mengulang lagi sebutan menteri penjahit.
“Dilaksanakan PPKM darurat sampai sekarang PPKM Level 3 dan Level 4, ternyata dengan pembagian jaring pengaman sosial itu efektif efisien,” kata dia.
Bupati Budhi kembali menyebutkan nama Luhut dengan menteri penjahit, saat menggambarkan kondisi Banjarnegara sempat mengalami zona parah Covid-19.
“Waktu PPKM Darurat itu 99 persen (BOR-nya), zoma merah hampir campur hitam. Setelah instruksi Mendagri dan sesuai saran Pak Presiden dan semua dijabarkan Menteri Penjahit Ruhut Penjahit, saya laksanakan instruksinya,” demikian suara Bupati Budhi dala potongan videonya.