SuaraJawaTengah.id - Sejumlah daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah mulai mengalami kekeringan pada bulan Agustus ini.
Di Jawa Timur, menurut laporan Jatimnet, akibat kekeringan di sebagian Kabupaten Probolinggo, warga Dusun Krandon, Desa Tandon Sentul, Kecamatan Lumbang, sudah dua kali disuplai air bersih oleh BPBD setempat.
Sementara di Jawa Tengah, menurut laporan Solopos, 24 desa di 15 kecamatan (tujuh kabupaten) mengalami kekeringan.
Dusun Krandon dihuni 23 kepala keluarga atau sekitar 87 jiwa.
Baca Juga:Ganjar Pranowo Apresiasi Serbuan Vaksinasi Covid-19 dari Koarmada II
“Pengiriman air bersih ini, untuk membantu mengatasi kekurangan air bersih dan membantu masyarakat yang kesulitan mendapatkannya,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo Rachmad Waluyo.
Bantuan air bersih diharapkan dapat mengurangi beban masyarakat.
Masyarakat juga diimbau tetap menerapkan protokol kesehatan pada waktu pengambilan jatah air bersih.
Di Jawa Tengah, desa yang mengalami kekeringan, meliputi Desa Bojong di Kecamatan Kawunganten, Cilacap; dan Desa Krendowahono di Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.
Desa Losari di Tlogomulyo, Temanggung; Sumberejo di Mertoyudan Magelang; Tirtomulyo di Plantungan, Kendal; Desa Clering di Sumberejo, Jepara; dan Desa Kedung Jambal, di Tawangsari, Sukoharjo.
Baca Juga:10 Rekomendasi Oleh-Oleh Khas Semarang yang Bisa Diborong
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Jawa Tengah Dikki Ruli Perkasa menjelaskan secara umum kasus kekeringan di Jawa Tengah tahun ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi itu disebabkan faktor kemarau basah yang melanda sejumlah wilayah di Jawa Tengah. Kemarau basah itu menyebabkan sejumlah daerah masih diguyur hujan dengan intensitas cukup tinggi, kendati musim kemarau.
“Kalau dibanding tahun lalu, jumlah daerah yang terdampak kekeringan turun drastis. Tahun lalu ada sekitar 380 desa di 117 kecamatan yang tersebar di 21 kabupaten yang mengalami kekeringan. Tahun ini sekitar 24 desa di 15 kecamatan di 7 kabupaten. Ini disebabkan adanya kemarau basah,” kata Dikki kepada Solopos.
Kendati demikian, Dikki mengatakan BPBD Jawa Tengah tetap melakukan dropping air bersih untuk pemenuhan kebutuhan bagi warga desa yang terdampak kekeringan.
Hingga Agustus ini, atau puncak musim kemarau sudah ada sekitar 68 tangki bermuatan 334.000 liter air yang didistribusikan ke daerah yang kekeringan. Dropping air sebanyak itu sanggup memenuhi kebutuhan 13.244 warga di 24 desa yang kekeringan.
“Tahun lalu, saat puncak musim kemarau kita mendistribusikan sekitar 4.636 tangki air bersih di 380 desa. Tahun ini jumlahnya berkurang drastis. Semoga semakin sedikit warga yang terdampak kekeringan di Jateng,” kata Dikki.