Dokter Reisa Puji Kota Semarang yang Paling Taat Prokes, Hendi: Jangan Menjadi Euforia

Kota Semarang disebut Dokter Reisa sebagai dearah yang paling taat dengan prokes, namun Hendi menegaskan Pandemi belum usai

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 02 September 2021 | 22:12 WIB
Dokter Reisa Puji Kota Semarang yang Paling Taat Prokes, Hendi: Jangan Menjadi Euforia
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi saat memberikan keterangan pers di Kantornya Senin (26/7/2021). [Dok Humas]

SuaraJawaTengah.id - Pemerintah Kota Semarang berhasil menurunkan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari level 4 ke level 2. Bahkan Kota Semarang disebut-sebut bisa turun ke level 1.

Namun demikian, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menegaskan pandemi COVID-19 belum usai meski banyak pusat-pusat aktivitas masyarakat yang sudah kembali dibuka.

"Terima kasih kepada warga Kota Semarang yang sudah kompak dalam menghadapi situasi ini," kata Wali Kota dalam siaran pers di Semarang, Kamis (2/9/2021).

Di sisi lain, kata dia, masih banyak hal yang harus dilakukan untuk mengatasi pandemi ini, salah satunya vaksinasi.

Baca Juga:Wali Murid SMPN di Semarang Buat Surat Pernyataan Tak Perbolehkan Anaknya Ikut PTM

"Jangan karena sudah dibuka aktivitasnya, lalu menjadi euforia," tambahnya.

Ia mengingatkan dua momen saat angka COVID-19 kembali meningkat pada beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan saat itu kasus aktif COVID susah sangat rendah namun kembali meningkat karena berbagai penyebab.

"Kepatuhan ini harus kita jaga sembari mengejar pelaksanaan vaksinasi," katanya.

Reisa Broto Asmoro [BNPB]
Reisa Broto Asmoro [BNPB]

Sebelumnya diberitakan, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro mendorong pemerintah daerah yang kasus penularannya masih tinggi bisa mencontoh Kota Semarang yang dinilai mampu mengendalikan laju kasus COVID-19.

Baca Juga:Ada Istri Baim Wong, Ini 8 Artis Asal Semarang dengan Paras Menawan

Ia menjelaskan kepatuhan masyarakat Kota Semarang dalam memakai masker mencapai 97 persen, sedangkan untuk menjaga jarak dan menjauhi kerumunan ada di angka sekitar 86 persen.

"Memang masih perlu perbaikan tetapi angka kepatuhan ini cukup tinggi hampir 9 di antara 10 orang di Semarang paham bahwa jaga jarak dan tidak berkerumun akan membuat diri mereka lebih aman dari risiko penularan," ujar Reisa. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini