"Tidak diragukan lagi, berhenti merokok. Jika berhenti merokok, Anda secara dramatis menurunkan risiko,” kata Kurtis A. Campbell, MD, ahli onkologi bedah bersertifikat di Mercy Medical Center di Baltimore dalam pernyataannya, dikutip Rabu (22/9/2021).

Berbeda dengan rokok konvensional, tembakau alternatif tidak melalui proses pembakaran sehingga tidak menghasilkan asap seperti pada rokok. Khusus produk tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik, yang dihasilkan adalah uap hasil pemanasan.
Layanan Kesehatan Nasional Inggris menjelaskan produk tembakau alternatif tidak membakar tembakau sehingga tidak menghasilkan TAR (total aerosol residue) maupun karbon monoksida, dua elemen yang paling berbahaya dari asap rokok.
Baca Juga:Waspada, Risiko Anak Lahir Kecil dan Prematur karena Pemakaian Vape saat Hamil
Cara kerja tembakau alternatif adalah dengan memanaskan tembakau untuk menghasilkan nikotin. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (US FDA), meskipun nikotin menyebabkan adiksi atau kecanduan, namun bukanlah penyebab utama berbagai penyakit terkait merokok. Sebab, dalam sebatang rokok yang dihisap terkandung ribuan bahan kimia beracun, salah satu yang paling berbahaya adalah TAR.
Sejauh ini, penelitian yang ada membuktikan bahwa produk tembakau alternatif berbeda dengan rokok. Tidak seperti rokok yang menghasilkan asap mengandung TAR, tembakau alternatif menghasilkan aerosol (uap).
Public Health England, lembaga eksekutif Departemen Kesehatan Inggris, dalam "Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2018" menyebutan bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko yang lebih rendah hingga 95 persen daripada rokok.
"Keyakinan yang salah bahwa produk tembakau alternatif sama berbahayanya dengan merokok dapat mencegah ribuan perokok beralih ke produk ini untuk membantu mereka berhenti,” kata Profesor Lion Shahab dari Universitas College London, seperti dikutip dari The Guardian.
Baca Juga:Industri Produk Tembakau Alternatif Butuh Kajian Ilmiah