"Iya pesen istri gitu, anak juga dukung," imbuhnya.
Meski sudah melakukan gerakan sosial selama lima tahun dia mengaku tak pernah rugi. Menurutnya, rezeki sudah diatur oleh Tuhan.
"Kami tak hanya cari rezeki namun berkah dari Allah," paparnya.
Menurutnya, penumpang angkutannya merupakan warga kelas menengah ke bawah seperti pekerja pabrik, pedagang keliling, buruh dan lainnya.
Baca Juga:Band Indie Semarang "Deras" Siap Cicipi Tantangan Industri Musik Tanah Air
Diakuinya, para penumpang merasa senang meski banyak pula yang bertanya dengan naik angkutan gratis itu.
Bahkan, mereka enggan memanfaatkan fasilitas naik angkutan gratis tersebut sehingga memaksa tetap membayar.
"Mereka takut saya rugi tapi dengan sekuat hati saya tolak. Itu sudah rezeki mereka," katanya.
Dia menjelaskan, sehari bisa empat rit bawa penumpang. Total pendapatan kotor Rp250 ribu. Dia tak perlu setoran lantaran angkutan itu miliknya pribadi yang dibelinya dari hasil tabungan dan nyicil. Pendapatan hariannya itu otomatis tak diperolehnya di hari Jumat.
"Manfaat paling penting yang diperolehnya adalah ketenangan hati," ucapnya.
Baca Juga:Lokasi dan Jadwal SIM Keliling Kota Semarang 5 Oktober 2021
Ketika melihat penumpang tersenyum senang dengan layanan itu sudah cukup baginya. Layanan gratis yang dilakukannnya itu dia yakini sebagai rejeki tersendiri yang datang dari Tuhan. Perasaan itulah yang sebelumnya tak pernah dirasakannya sejak menjadi sopir sejak tahun 1982.