SuaraJawaTengah.id - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, ikut menanggapi sinisme politik Banteng Vs Celeng. Diketahui polemik yang terjadi di internal PDIP jelang Pilpres 2024 semakin panas.
Sebagai politisi yang juga kader PDIP, Gibran tidak ingin terlalu jauh mengomentari polemik yang terjadi di internal Partai berlambang banteng itu.
Namun, Gibran menyebut statemen Ketua DPC PDIP Solo, F.X. Hadi Rudyatmo sangat menyejukkan di tengah situasi politik di internal PDIP yang panas jelang Pilpres 2024.
“Saya fokus penanganan Covid wae [saja]. Saya rasa statemen yang dibuat Pak Rudi itu sangat menyejukkan. Kan kemarin sangat panas. Statemen Pak Rudi itu sangat menyejukkan, 2024 itu isih suwe [masih lama] kok,” ujar Gibran dikutip dari Solopos.com Jumat (15/10/2021).
Baca Juga:Pendataan Penataan Kampung Kumuh Jauh dari Target, PDIP Minta Pemprov DKI Evaluasi
Disinggung mengenai keakrabannya dengan Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menyebut dirinya merasa dekat dengan semua tokoh.
“Mosok to [saya dekat dengan Ganjar atau Sandiaga]? Saya kan dekat dengan semua. Saya anggap mereka itu sebagai senior dan mentor,” ucapnya.
Sebelumnya Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan situasi internal PDIP yang tengah heboh dengan label banteng vs celeng sebagai buntut deklarasi dukung mendukung capres 2024 adalah hal biasa.
Menurut Rudy, sapaan akrabnya, deklarasi dukung mendukung capres itu bukanlah sesuatu untuk diributkan karena muaranya nanti tetap rekomendasi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputeri.
Rudy kemudian mengungkit apa yang pernah terjadi pada Pilkada Solo 2020 lalu. Saat itu, DPC PDIP Solo dengan suara bulat dari lima PAC mengusullkan nama Achmad Purnomo-Teguh Prakosa sebagai pasangan calon wali kota-wakil wali kota.
Baca Juga:Ganjar Ketemu Bima Arya dan Gibran, Bahas Apa Ya?
Namun, rekomendasi Ketua Umum PDIP jatuh kepada Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wali kota dan Teguh Prakosa sebagai calon wakil wali kota. Seluruh kader pun harus patuh pada rekomendasi itu.
“Solo kan sudah pernah mengalami. Partai sudah pernah mengalami, sudah mempunyai calon, namun ketika Ketum sudah memutuskan Mas Gibran dan Teguh, wajib hukumnya bagi PDIP untuk memenangkan,” ujarnya kepada wartawan yang menemui di kediamannya, Kamis (14/10/2201).
Karena itu pula Rudy tidak mempermasalahkan dan bahkan mempersilakan bagi kader PDIP di Solo jika ingin mendeklarasikan dukungan kepada Ganjar Pranowo sebagai capres pada 2024 mendatang.
Menurut Rudy, dalam iklim demokrasi sah-sah saja, bahkan penting untuk menawarkan seseorang kepada rakyat mulai dari sekarang meski Pilpres masih sekitar tiga tahun lagi.
Rudy meminta para kader tidak perlu menanggapi atau pun merasa sakit hati dengan pernyataan Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Pacul Wuryanto yang menyebut kader pendukung Ganjar Pranowo bukan banteng melainkan celeng.
“Kalau Solo akan deklarasi ya kami persilakan deklarasi. Nanti serahkan ke DPC dan aspirasi akan kami serahkan kepada DPD [dewan pimpinan daerah] dan DPP [dewan pimpinan pusat]. Itu lah kinerja celeng,” ujarnya.
Politikus senior Solo itu menyebut tugas celeng meluruskan dan menjalankan aturan-aturan partai. Ketika Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri sudah memutuskan, Rudy menegaskan kader akan mengikuti.
Sebelumnya, Rudy terang-terangan menyatakan jika rakyat ingin mendapat ganjaran maka mesti memilih Ganjar Pranowo. Pernyataan Rudy ini merujuk pada ramainya deklarasi dukung mendukung capres yang berujung pada munculnya istilah banteng dan celeng.