SuaraJawaTengah.id - Cuaca buruk dalam beberapa hari terakhir berpengaruh pada aktivitas nelayan di wilayah Kabupaten Cilacap.
Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap Sarjono menyebut ada seribuan nelayan tidak melaut akibat cuaca buruk.
"Sudah satu pekan ini cuaca buruk karena saat sekarang sedang puncaknya musim angin barat. Jadi, antara arus dan angin sama-sama kencang, gelombang laut tinggi," kata Sarjono dikutip dari ANTARA, Kamis (27/1/2022).
Dia memaparkan, beberapa kapal nelayan yang mencoba berangkat melaut akhirnya kembali ke dermaga karena khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Baca Juga:Wow! Pemprov Jateng Buat Inovasi Lelang Ikan Elektronik, Ini Manfaat Bagi Nelayan
"Per hari ini (27/1/2022), sekitar 90 persen nelayan (dari sekitar 14.000 nelayan, red.) tidak berangkat melaut. Kalau armadanya sekitar 1.000-an kapal, kapal kecil saja biasanya membawa dua-tiga nelayan, belum kapal-kapal besar," jelas dia.
Menurut dia, cuaca buruk tersebut juga berdampak pada ketersediaan ikan yang akan ditangkap nelayan di laut.
Sarjono mengakui jika pada awal bulan Januari 2022, ikan layur mulai bermunculan, namun saat sekarang kembali menghilang akibat cuaca buruk.
"Tidak hanya layur, ikan-ikan lainnya juga enggak ada, termasuk ikan bawal yang banyak dicari untuk perayaan Imlek. Jadi, selain karena cuaca buruk, juga tidak ada ikan yang bisa ditangkap, sehingga akhirnya nelayan memutuskan untuk tidak melaut," ujarnya.
Ia mengatakan berdasarkan pengalaman nelayan, musim angin barat akan berlangsung hingga bulan Maret.
Baca Juga:Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap Segera Dibangun, Ridwan Kamil: Terima Kasih
Kendati demikian, dia mengharapkan cuaca buruk tidak sering terjadi, sehingga nelayan dapat melaut untuk menangkap ikan.