Masalah Pupuk Bersubsidi Tak Kunjung Selesai, Puan Maharani Minta Para Mafia Ditangkap

Penyaluran Pupuk Bersubsidi menjadi masalah klasik, hingga sekarang masih ditemukan mafia-mafia yang nekat menjual di atas eceran tertinggi

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 28 Januari 2022 | 17:57 WIB
Masalah Pupuk Bersubsidi Tak Kunjung Selesai, Puan Maharani Minta Para Mafia Ditangkap
Petani menebar pupuk bersubsidi di pematang sawah, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. [Antara/Aditya Pradana Putra]

SuaraJawaTengah.id - Pupuk bersubsidi masih menjadi masalah tahunan di kalangan petani. Untuk mendapatkan pupuk tersebut rupanya tak bisa dengan mudah didapatkan oleh petani di Indoensia.   

Ketua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah bersama aparat penegak hukum memberantas sindikat mafia pupuk bersubsidi karena aksinya sudah meresahkan masyarakat.

"Setiap saya kunjungan ke daerah, masalah pupuk subsidi adalah persoalan yang selalu dikeluhkan petani. Ini sudah menjadi masalah klasik yang sampai sekarang belum terselesaikan," kata Puan dikutip dari ANTARA  di Jakarta, Jumat (28/1/2022).

Dia menjelaskan masalah pupuk subsidi yang selalu dikeluhkan petani kepada dirinya mulai dari persediaan yang langka hingga harganya yang jauh di atas harga eceran tertinggi (HET).

Baca Juga:Polisi Bongkar Mafia Pupuk Subsidi Di Nganjuk, Kementan Minta Masyarakat Ikut Awasi

Puan mengaku geram dengan praktik-praktik mafia pupuk bersubsidi yang membuat petani kesulitan.

"Praktik mafia pupuk bersubsidi telah menyengsarakan petani kecil di lapangan. Praktik ini mengakibatkan mereka sulit mencari pupuk bersubsidi, kalaupun bisa mendapat pasti harganya di atas HET," ujarnya.

Menurut dia, persoalan pupuk subsidi masih menjadi pekerjaan rumah yang belum selesai karena kelangkaan pupuk subsidi diakibatkan praktik penyelewengan yang dilakukan sindikat mafia secara terstruktur.

Dia menilai para mafia menyelewengkan pupuk subsidi mulai dari perencanaan, seperti penyusunan alokasi, penentuan distributor, dan dari sisi distribusi hingga penyaluran ke petani.

Puan menyoroti temuan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) terkait manipulasi data Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Tani. Dia mengatakan manipulasi data ini yang akhirnya membuat pupuk bersubsidi tidak tepat sasaran.

Baca Juga:Pupuk Indonesia Dukung Pengusutan Dugaan Penyalahgunaan Pupuk Subsidi di Nganjuk

"Perlunya audit total penyaluran pupuk bersubsidi yang sudah disusupi praktik mafia. Jangan lagi ada data warga yang sudah meninggal atau mereka yang tidak berhak, masuk dalam RDKK," katanya.

Ombudsman melaporkan ada 369.688 warga yang meninggal dunia masuk data awal RDKK Tahun 2021. Selain itu, ada temuan warga yang masih remaja masuk ke dalam RDKK.

Dia mengatakan temuan ORI tersebut menjadi indikasi bahwa validasi data tidak dilakukan dengan ketat sehingga data tidak akurat sehingga alokasi pupuk menjadi tidak tepat sasaran.

Selain itu, menurut dia, petani yang berhak akhirnya tidak bisa mendapatkan hak atas pupuk bersubsidi.

Karena itu, dia meminta pengawasan dan penindakan di lapangan oleh Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3) tidak boleh main-main.

"Kami di DPR RI akan terus mengawal. Sikat habis mafia pupuk bersubsidi tanpa pandang bulu demi kesejahteraan petani," ujarnya.

Selain itu Puan meminta para petani untuk aktif mengawal penyaluran pupuk subsidi. Dia mengingatkan agar petani dan pengurus kelompok tani tidak tergoda iming-iming keuntungan dari penyelewengan pupuk bersubsidi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini