Anak-anak Muda Menjadi Incaran, Teror dan Intimidasi di Desa Wadas: Warga Bersembunyi di Hutan dan Makam

Warga Desa Wadas memberikan keterangan soal pengepungan Masjid Nurul Huda oleh aparat keamanan pada Selasa (8/2/2020).

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 10 Februari 2022 | 16:40 WIB
Anak-anak Muda Menjadi Incaran, Teror dan Intimidasi di Desa Wadas: Warga Bersembunyi di Hutan dan Makam
Warga yang sempat ditahan polisi bertemu ibunta usai tiba di halaman masjid Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

“Di hutan mereka juga takut. Mereka tidak makan di hutan. Apalagi sama preman-preman itu yang datang ke Wadas yang ngejar sampai ke hutan. Bawa anjing ke hutan,” kata salah satu warga yang juga enggan menyebutkan identitas.

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid menilai pengerahan pasukan ke Desa Wadas adalah tindakan berlebihan. Padahal permintaan pengamanan hanya ditujukan untuk mengawal petugas BPN yang akan mengukur tanah.

“Seharusnya cukup dilakukan dengan jumlah terbatas. Bukan dengan pengamanan sebuah operasi seperti pengepungan kelompok kejahatan terorisme,” ujar Usman.  

Aparat kata Usman menggunakan kekerasan yang tidak perlu. Menyampaikan ucapan verbal yang bernada intimidatif dan melakukan penangkapan sewenang-wenang terhadap warga.

Baca Juga:Kekerasan di Wadas Disorot Media, YLBHI Kecewa Pemerintah Justru Bilang Tak Terjadi Apa-apa

Termasuk mengambil paksa warga dari rumah-rumah mereka. “Tindakan itu jelas membungkan hak konstitusional warga untuk menyampaikan pendapat, kritik, dan protes.”

Tidak sepatutnya sikap kritis warga ditanggapi dengan pengerahan pasukan yang berlebihan. Sebaliknya justru menyebabkan polisi kehilangan wibawa karena tidak melaksanakan tugas pokok dan fungsinya: melindungi dan melayani masyarakat.

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak