SuaraJawaTengah.id - Perbedaan pendapat warga soal izin penambangan batu andesit di Desa Wadas adalah hal yang wajar. Warga yang memberi izin menilai Bendungan Bener akan memberi keuntungan yang lebih besar bagi masyarakat.
Putri (narasumber meminta namanya disamarkan), warga Desa Wadas yang memberi izin penambangan batu andesit menilai, ada keterkaitan erat antara proyek bendungan dan aktivitas penambangan batu.
Material batu dari Desa Wadas akan digunakan membangun bendungan. Air dari Bendungan Bener nantinya akan dialirkan untuk mengairi sawah dan kebun warga.
Tidak hanya untuk warga yang tinggal di Desa Wadas, manfaat air dari bendungan juga bisa digunakan oleh seluruh warga Kabupaten Purworejo.
Baca Juga:PWI Pusat: Beritakan Kasus Wadas, Wartawan Harus Bekerja Sesuai Kode Etik Jurnalistik
“Ini dasarnya Undang-undang Dasar. Pasal 33 ayat 3 isinya: Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat,” kata Putri.
Atas dasar itu, Putri mengizinkan tanah atas nama ibunya seluas 1.339 m2 akan dijadikan lokasi pertambangan. Lahan itu ditumbuhi bermacam tanaman keras yang bisa dimanfaatkan kayu dan buahnya.
Dia menilai perbedaan pendapat soal penambangan batu di Desa Wadas adalah hal yang wajar. Putri mengaku hubungannya dengan warga yang tidak setuju penambangan, baik-baik saja.
“Saya menghormati perbedaan pendapat karena itu hak asasi. Alhamdulillah baik-baik saja karena selama ini saya lebih banyak diam dan posisikan netral di masyarakat,” kata Putri.
Dengan mendengar aspirasi warga yang menolak pertambangan, Putri berharap pemerintah dapat mencari jalan tengah masalah ini. Informasi yang jelas soal penambangan batu juga akan membantu warga melihat dengan perspektif yang lebih luas.
Baca Juga:Aliansi Jurnalis Indonesia Kecam Intimidasi Jurnalis saat Meliput Konflik Desa Wadas
“Mungkin memang ada sebagian mata air yang rusak karena penambangan, tapi saya melihat permasalahan ini dengan persprektif yang luas. Jika Bendungan Bener jadi, manfaatnya akan lebih banyak ke masyarakat luas," ujarnya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat kunjungan ke Desa Wadas, Minggu (13/2/2022), meminta maaf kepada warga atas kejadian yang kurang menyenangkan pada 8 Februari lalu.
Pada kesempatan itu Ganjar mendengarkan keluhan warga dan akan menindaklanjuti. Menurut Ganjar, sejumlah pihak yang berkepentingan akan diajak dialog terkait hal ini.
“Ada tiga hal yang akan kita kerjakan setelah pertemuan ini, pertama kita akan melakukan evaluasi teknis, kedua metode pendekatan, dan ketiga terkait apa yang selama ini menjadi polemik, apakah yang pro atau kontra. Nah yang ketiga ini sepertinya kurang, makanya saya datang ke sini dan ingin mendengarkan secara langsung,” katanya.
Usai melakukan kunjungan, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mendapat banyak oleh-oleh dari warga. Mereka memberikan bermacam hasil panen bumi Desa Wadas yang subur.
Durian, petai, pisang, singkong, rambutan, nanas, menteng, pepaya, kelapa, vanilli, dan kemukus. Warga mengatakan, semua hasil bumi itu merupakan hasil tanaman sendiri.
“Ini kenang-kenangan dari warga Desa Wadas untuk Pak Ganjar. Ini hasil bumi yang kami panen harian Pak,” kata salah satu warga Desa Wadas.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi