SuaraJawaTengah.id - Perang Rusia dan Ukraian memberikan dampak ekonomi terhadap dunia. Termasuk kenaikan harga minyak dunia yang mengalami kenaikan.
Diketahui, kenaikan harga minyak dunia kini menembus angka US$ 105 per barrel akibat perang antara Rusia vs Ukraina. Pemerintah harus segera mengambil langkah dalam menyesuaikan harga Indonesian Crude Price (ICP) secara proporsional, termasuk di dalamnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Pengamat Ekonomi dan Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi mengatakan, kenaikan harga minyak dunia saat ini sangat tidak menguntungkan bagi Indonesia, karena selama ini Indonesia merupakan negara pengimpor minyak.
menurutnya, pemerintah tidak cukup hanya memantau perkembangan saja, tetapi juga harus mengantisipasi dan membuat proyeksi harga minyak yang menjadi dasar dalam mengambil keputusan terkait harga BBM di dalam negeri.
Baca Juga:Harga Minyak Dunia Melambung Tinggi, Pertamina Jamin Tak Pengaruhi Harga LPG 3 Kilogram
"Kalau pemerintah tidak melakukan penyesuaian harga, Pertamina akan menjual BBM di bawah harga keekonomian, dan ini akan memberatkan APBN," kata Fahmi dari keterangan tertulis Rabu (2/3/2022).
Menurut Fahmy, kenaikan harga bisa dilakukan terlebih dulu untuk produk Pertamax Series yang konsumennya berada di kisaran angka 20 persen dari total konsumsi gasoline secara nasional, sehingga tidak akan terlalu mempengaruhi inflasi. Selain itu, saat ini juga merupakan momentum bagi pemerintah untuk menghapus Premium untuk mengurangi beban subsidi APBN.
"Saya rasa ini juga momentum bagi pemerintah untuk menghapus Premium, karena konsumsinya sekarang juga tinggal 5 persen. Itupun hanya di luar Jawa. Ini juga akan mengurangi beban subsidi APBN," ungkap Fahmi.
Terkait dengan harga Pertalite, Fahmy menilai, belum perlu dilakukan penyesuaian, mengingat konsumen Pertalite saat ini masih cukup besar, yang mencapai 70 persen. Jika harga Pertalite dinaikkan, maka hal ini akan berimbas pada inflasi dan daya beli masyarakat.
"Penyesuaian harga harus secepatnya dilakukan, karena eskalasi perang diperkirakan akan panjang, dan saya rasa harga minyak bisa terus meningkat," ujar Fahmy.
Baca Juga:Negosiasi Rusia dan ukraina Dikabarkan Gagal, Harga Minyak Dunia Makin Meroket
Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko menuturkan, masyarakat diharapkan tidak panik terkait dengan kenaikan harga minyak dunia pada saat ini. Menurutnya, stok bahan bakar minyak di Jawa Tengah masih sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Stok BBM kita rata – rata saat ini selalu di atas tujuh hari terutama untuk BBM jenis gasoline. Dan kita bersama Pertamina selalu melakukan pemantauan untuk memastikan ketersediaan pasokan BBM di masyarakat," terang Sujarwanto.
Sujarwanto menjelaskan, sejumlah faktor yang mempengaruhi harga BBM di dalam negeri diantaranya harga minyak dunia, stabilitas dalam negeri dan permintaan yang terkendali. Untuk itu, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten /kota di Jawa Tengah memastikan akan melakukan pemantauan lebih ketat lagi, guna memastikan tidak adanya penyimpangan distribusi BBM.
"Kami sudah mengeluarkan surat kepada Pertamina dan Hiswanamigas, untuk memastikan bahwa ketersediaan BBM mecukupi," jelasnya.
Sujarwanto juga mengingatkan, masyarakat untuk menjaga perilaku hemat energi, dengan menggunakan BBM yang lebih efisien. Hal itu bisa dilakukan dengan memilih bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
"Kita juga terus mempersiapkan infrastuktur untuk kendaraan listrik, sehingga nanti masyarakat bisa menggunakan energi yang lebih efisien," pungkasnya.