Kebijakan PPKM Masih Dilakukan, Ahli Ingatkan Mutasi COVID-19 Masiih Terus Terjadi

Pandemi COVID-19 terjadi di Indonesia selama 2 tahun terakhir. Mutasi COVID-19 hingga kini belum berhenti

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 03 Maret 2022 | 17:17 WIB
Kebijakan PPKM Masih Dilakukan, Ahli Ingatkan Mutasi COVID-19 Masiih Terus Terjadi
Ilustrasi Covid-19. Pandemi COVID-19 terjadi di Indonesia selama 2 tahun terakhir. Mutasi COVID-19 hingga kini belum berhenti. (Elements Envato)

Menurut dia, hal itu juga bisa menjadi faktor yang berkontribusi pada tingkat pertumbuhan Omicron yang lebih tinggi dibandingkan dengan Delta.

"Sementara dampak pada keparahan penyakit, berdasarkan hasil analisis dari konsultasi medis dan rawat inap baru-baru ini, Omicron secara konsisten ditemukan terkait dengan tingkat beratnya penyakit lebih ringan dibandingkan dengan Delta di seluruh studi yang dilakukan di Inggris, Amerika Serikat, Kanada, dan Afrika Selatan," katanya.

Terkait dengan dampak pada infeksi berulang, Nia mengatakan data awal Omicron pada individu yang sebelumnya terinfeksi SARS-CoV-2 sejak awal pandemi menunjukkan peningkatan jumlah infeksi berulang di Denmark dan Israel.

"Risiko infeksi berulang lebih tinggi pada Omicron dibandingkan dengan varian SARS-CoV-2 lainnya dengan risiko yang bahkan lebih tinggi, dari data yang dilaporkan di seluruh Inggris," katanya.

Baca Juga:Kasus Aktif Covid-19 di Kota Surabaya Turun 1.348 Kasus

Sementara untuk dampak pada vaksinasi, dia mengatakan hasil studi efektivitas vaksin (VE) sulit untuk ditafsirkan, dan perkiraan bervariasi tergantung dengan jenis vaksin yang diberikan, jumlah dosis, serta penjadwalan pemberian berurutan dari vaksin yang berbeda.

Menurut dia, studi yang dilakukan di Inggris dan Amerika Serikat melaporkan efektivitas vaksin mencapai 60 persen hingga 75 persen terhadap infeksi simptomatik (bergejala, red.) dengan Omicron. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini