Harus Beradaptasi dengan Tugas Baru, Ini Cara Hadapi Mom Shaming Seusai Melahirkan

Menghakimi seorang ibu tentang keputusan melahirkan secara normal atau sesar, mengasuh anak hingga perubahan fisik yang berubah bisa masuk dalam kategori mom shaming

Budi Arista Romadhoni
Minggu, 06 Maret 2022 | 19:00 WIB
Harus Beradaptasi dengan Tugas Baru, Ini Cara Hadapi Mom Shaming Seusai Melahirkan
Ilustrasi seorang ibu melahirkan. Menghakimi seorang ibu tentang keputusan melahirkan secara normal atau sesar, mengasuh anak hingga perubahan fisik yang berubah bisa masuk dalam kategori mom shaming. (Shutterstock).

SuaraJawaTengah.id - Ibu yang baru saja melahirkan akan mengalami tantangan yang cukup berat. Selain harus beradaptasi dengan tugas barunya, para wanita ini juga harus berhadapan dengan komentar yang menghakimi atau mencela tentang cara melahirkan hingga pola asuh anak.

Apalagi kondisi fisik pasca melahirkan belum 100 persen sehat dan harus menyusui hingga mengasuh anak. 

Tindakan merendahkan, mencela atau menghakimi seorang ibu tentang keputusan melahirkan secara normal atau sesar, mengasuh anak hingga perubahan fisik yang berubah bisa masuk dalam kategori mom shaming.

Mom shaming mampu melukai hati para ibu yang dapat berujung stres hingga tak sedikit yang depresi.

Baca Juga:Viral! Lahirkan Bayi di WC Umum, Ibu-ibu Satu Desa Ramai Bantu Wanita ini ke Rumah Sakit

Psikolog, Grace Eugenia Sameve, M.A, M.Psi, mengatakan bahwa faktanya, pelaku mom shaming justru berasal dari lingkungan terdekat, baiknya dilakukan secara sengaja atau tidak.

Menurut Grace, hal pertama yang harus dilakukan saat menghadapi mom shaming adalah mengenali diri sendiri terlebih dahulu.

"Daripada menyalahkan diri kita, lebih baik kita mengenali. Kalau kita udah merasa enggak nyaman, kita atasi, yang bisa kita lakukan adalah mengelola emosi kita," ujar Grace dikutip dari ANTARA Minggu (6/3/2022).

Untuk mengatasi perasaan tidak nyaman atas komentar tersebut, ibu dapat mengkomunikasikan masalah ini kepada orang-orang terdekat khususnya yang lebih tua.

"Menurut saya tidak ada salahnya kita menyampaikan kalau dampak dari pertanyaan atau pernyataan mereka itu lebih banyak keburukannya dibanding benefit-nya," kata Grace.

Baca Juga:Jangan Singgung 6 Topik ini kepada Perempuan yang Baru Melahirkan

Untuk membahas masalah tersebut, cara menyampaikannya pun harus diperhatikan dengan benar. Jangan sampai, hal ini justru malah memancing perdebatan dan berujung pertengkaran.

Grace juga mengatakan terkadang pertanyaan atau pernyataan orang lain bisa menjadi inspirasi yang tidak sempat terpikirkan oleh kita.

"Daripada kita menerima semuanya langsung mentah-mentah, ada baiknya kita kroscek ke tenaga-tenaga ahli yang terpercaya. Misal pertanyaan terkait kesehatan anak, bisa tanya ke dokter spesialis anak," ujarnya.
[ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak