SuaraJawaTengah.id - Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah dinyatakan darurat banjir. Sebanyak 18 Kecamatan dan 51 Desa terdampak akibat bencana tersebut, dan 1.292 warga mengungsi.
Selain itu, terdapat korban tewas akibat bencana banjir yang melanda Kabupaten Kebumen tersebut.
Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto menyatakan, bencana alam di wilayahnya sudah dalam keadaan darurat. "Ini statusnya sudah darurat karena hampir semua wilayah di Kebumen terendam banjir," jelas Bupati, Rabu (16/3/2022).
Bupati memastikan kondisi penanganan banjir di lokasi pengungsian. Menurutnya, Kecamatan Ayah menjadi wilayah yang paling parah di Kebumen, kemudian Rowokele, Adimulyo, dan juga Prembun. Bupati juga meminta masyarakat untuk siap siaga.
Baca Juga:Gegara Banjir Cukup Parah, Tiga Desa di Sidoarjo Ini Bakal Ditetapkan Sebagai Desa Rawan Bencana
"Kita ingin memastikan penanganan kebencanaan banjir ini tertangani dengan cepat. Alhamdulillah, semua warga yang terdampak sudah dievakuasi di tempat pengungsian. Ada beberapa kecamatan yang terdampak parah seperti Ayah, Rowokele dan Prembun," kata
Ia menuturkan, kebutuhan pengungsi seperti obat obatan, makanan dan peralatan kebersihan sudah disiapkan. Ia juga meminta kepada semua unsur pemerintah untuk terlibat dalam penanganan banjir.
"Semua unsur pemerintah juga kita libatkan dalam penanganan ini, baik itu Dinkes, Dinsos, BPBD yang sudah sejak dini hari bertugas di lapangan bersama PMI, TNI dan Polri, serta para relawan kemanusiaan yang juga terlibat," ujarnya.
Balita Tewas
Bupati juga menyebut ada satu orang korban meninggal dunia, yakni anak umur 3 tahun di desa Arjosari, Adimulyo.
Baca Juga:Banjir Bandang Melanda Wonosobo, Ibu dan Bayi Baru Lahir Turut Dievakuasi
Korban diketahui bernama Muhammad Erdogan Dhinejad putra dari Bapak Ambar Mujiono dan Istri Retno Setiorini yang merupakan Sekretaris Desa Arjosari. Erdogan merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara.
Bupati berpesan kepada masyarakat agar lebih hati-hati dan waspada karena di musim penghujan ini rawan sekali kebencanaan baik itu longsor, banjir. Sebab, bencana apapun kalau tidak diwaspadai bisa menimbulkan korban jiwa.
"Untuk masyarakat kami mengimbau agar lebih hati-hati dan waspada dalam musim penghujan ini karena bencana sewaktu-waktu bisa datang kapan saja. Ketika banjir misalnya, kita tidak mendekati wilayah-wilayah yang rawan. Terutama anak-anak harus tetap dalam pengawasan. Kita berharap sudah tidak ada lagi korban jiwa," tuturnya.
Selain itu, banjir juga berdampak pada hewan ternak, dan hasil pertanian seperti padi dan tanaman sayuran yang otomatis gagal panen.
"Nanti Disperindag akan mendata para petani yang padinya basah karena banjir baik yang sudah panen ataupun yang masih di sawah agar bisa diselamatkan di RMU untuk dikeringkan. Pihak RMU juga sudah kami hubungi mereka siap memfasilitasi bahkan bisa dijual di situ," jelasnya.
Selain itu, Bupati juga sudah memerintahkan tiap-tiap camat untuk membuat posko penanganan sebagai pusat koordinasi dan pusat penanganan bantuan.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen tercatat sebanyak 18 kecamatan dan 51 desa yang terdampak banjir.
Kecamatan yang terdampak banjir diantaranya, Kecamatan Ayah, Rowokele, Buayan, Kuwarasan, Gombong, Adimulyo, Karanganyar, Puring, Klirong, Alian, Pejagoan, Kebumen, Sruweng, Petanahan, Prembun, Kutowinangun, Ambal dan Mirit.
Warga terpaksa mengungsi karena rumahnya terendam banjir setinggi 1 meter. Banyak barang barang yang tidak bisa diselesaikan dari rendaman banjir sehingga tidak bisa dipakai.
Kontributor : Citra Ningsih