SuaraJawaTengah.id - Akibat curah hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi di wilayah Kabupaten Banyumas sejak Senin hingga Selasa (14-15/3/2022) pagi, sedikitnya delapan desa di Kecamatan Sumpiuh dan Tambak terendam banjir.
Salah satu lokasi terparah ada di Desa Gebangsari, Kecamatan Tambak. Di wilayah tersebut sedikitnya ada 1.700 jiwa yang mengungsi ke kantor balai desa dan kecamatan.
"Sebagian tadi pagi ke kecamatan, tapi hanya transit kemudian dijemput keluarganya, itu sekitar 240 jiwa. Sementara di balai desa ada 300 jiwa. Lalu yang lainnya ada terpencar ada yang di rumah warga yang tingkat dan mengungsi di rumah saudaranya," kata Kepala Desa Gebangsari, Eko Adi Purwanto, saat ditemui Selasa (15/3/2022).
Menurut Eko, air mulai masuk kepermukiman warga pada pukul 01.00 WIB dini hari. Terbagi di dua wilayah, utara dan selatan.
"Yang wilayah utara itu karena luapan Kali Kecepak dan sebelah selatan karena luapan Sungai Ijo. Dan dampak yang terparah di selatan Dusun Bayawulung karena bisa 3-4 hari baru surut. Sedangkan yang wilayah utara paling sebentar saja sudah surut," terangnya.
Dari 23 RT di wilayah Desa Gebangsari, 20 diantaranya terendam banjir. Di wilayah tersebut dihuni sekitar 1.100 Kepala Keluarga yang terdampak banjir dengan ketinggian rata-rata satu meter.
"Yang terdampak di dua wilayah itu sekitar 2.500 jiwa. Kondisi paling parah ada di Dusun Bayawulung dengan kedalaman 1,2 meter. Yang sedang mencapai 80 cm dan yang ringan paling hanya 30 cm," jelasnya.
Sementara itu, Bupati Banyumas Achmad Husein memaparkan, di wilayah nya total ada 2.400 jiwa yang mengungsi dari delapan desa di dua kecamatan. Kedelapan desa tersebut tersebar di Kecamatan Sumpiuh dan Tambak.
"Total ada delapan desa yang parah, kalau yang (banjir) kecil-kecil banyak. Sementara jumlah warga yang mengungsi ada 2.400 jiwa," tutupnya.
Baca Juga:Ibu Penjual Es Dawet Ucapkan Alhamdulillah Dagangannya Diborong Wali Kota Medan Bobby Nasution
Kontributor : Anang Firmansyah