Di Tengah Krisis Energi Dunia, Ada WC Umum Penghasil Biogas di Kota Semarang, Gratis untuk Masyarakat

Warga Kota Semarang ini memanfaatkan WC untuk pengolahan biogas, dan menjadi energi ramah lingkungan yang secara gratis dimanfaatkan masyarakat

Budi Arista Romadhoni
Minggu, 20 Maret 2022 | 08:05 WIB
Di Tengah Krisis Energi Dunia, Ada WC Umum Penghasil Biogas di Kota Semarang, Gratis untuk Masyarakat
Ruangan biogaster yang ada di WC umum Kampung Bustaman, ruangan tersebut sebagai tempat kontrol aliran biogas, Sabtu (19/03/22). [Suara.com/ Anin Kartika]

SuaraJawaTengah.id - Memanfaatkan pengelohan kotoran manusia, Warga Kampung Bustaman Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah, masih bisa merasakan energi gratis di tengah melambungnya harga gas.

Hasil pengolahan energi ramah lingkungan tersebut, masih bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar kampung hingga sekarang.

Bahkan saat ada hajatan besar, warga Kampung Bustaman tak perlu repot-repot menyiapkan gas untuk memasak.

Hal tersebut lantaran adanya hasil pengolahan biogas dari proses pengolahan kotoran manusia yang ditampung di WC umum Kampung Bustaman.

Baca Juga:Kasus Dua Jasad di Bawah Tol, Anak Sudah Jadi Kerangka, sang Ibu Dihabisi di Hotel

Pengolahan biogas di Kampung Bustaman sudah dilakukan sejak belasan tahun silam, tepatnya pada 2005.

Adanya pemanfaatan biogas membuat Kampung Bustaman, menjadikan WC umum tersebut sebagai pemrakarsa WC umum penghasilan biogas pertama di Jawa Tengah.

Hasil biogas dari pengolahan kotoran manusia di WC umum Kampung Bustaman Kota Semarang, Sabtu (19/03/22). [Suara.com/Anin Kartika]
Hasil biogas dari pengolahan kotoran manusia di WC umum Kampung Bustaman Kota Semarang, Sabtu (19/03/22). [Suara.com/Anin Kartika]

Diterangkan Ashar, Ketua RW 03 Kampung Bustaman, WC umum penghasilan biogas di kampungnya diresmikan pada tanggal 6 bulan 6 tahun 2006.

"Setelah pengerjaan dari 2005 pada 2006 diresmikan, biaya pengerjaan waktu itu mencapai Rp 270 juta," jelasnya.

Dilanjutkannya, adanya WC umum penghasil biogas membuat Kampung Bustaman menjadi mitra dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang.

Baca Juga:Keluarga Bidan Sweetha Berharap Pelaku Pembunuhan Dihukum Mati

"Di sini menjadi mitra DLH dan bisa dibilang pemanfaatan biogas masih aktif di tengah meredupnya pemanfaatan biogas di kampung lain," ucapnya.

Terkait proses, Ashar menerangkan, kotoran manusia di WC umum Kampung Bustaman ditampung di biogaster agar menghasilkan biogas.

“Penampungannya ada di bawah WC umum Kampung Bustaman, di sana kotoran diolah dan disalurkan ke biogaster untuk menghasilkan biogas," katanya.

Menurutnya ada beberapa biogaster di WC umum Kampung Bustaman, guna menampung kotoran.

"Ada beberapa biogaster, untuk menampung kotoran hingga menyalurkan biogas. Kami juga rutin melakukan kontrol hingga perawatan," ujarnya.

Ia menjelaskan, warga Bustaman masih memanfaatkan biogas tersebut untuk memasak ketika ada acara besar.

“Sebelum ada gas subsidi masyarakat banyak memanfaatkan biogas untuk memasak, bahkan para jagal hewan yang ada di kampung ini juga memanfaatkan biogas untuk memproses kulit binatang. Namun karena sudah banyak yang menggunakan gas subsidi, pemanfaatannya kami alihkan untuk kegiatan-kegiatan besar, misalnya hajatan warga, ataupun untuk memasak saat ada acara di balai RW," jelas Ashar.

Ia mengatakan, WC umum di Kampung Bustaman juga menjadi WC umum terbaik se-Indonesia pada 2008 lalu.

“Penghargaan itu karena pengelolaan sanitasi yang kami terapkan, dulunya warga buang hajat di kali sekarang sudah tidak ada. Ya karena ada WC umum di Kampung Bustaman, WC umum ini juga dimanfaatkan sekitar 300 warga," ujarnya.

Ia menambahkan, warga yang menggunakan WC umum untuk MCK dikenakan tarif Rp 700 rupiah.

“Dana tersebut untuk perawatan, selain itu sisa dana dikembalikan ke masyarakat lagi untuk kegiatan sosial,” imbuhnya.

Selain bisa membantu masyarakat, warga Kampung Bustaman saat ada acara besar dengan adanya biogas, warga Kampung Bustaman juga tertolong dengan adanya WC umum tersebut.

Hal itu dikarenakan mayoritas warga yang ada di Kampung Bustaman tidak memiliki WC di rumahnya.

"Adanya WC umum sangat membantu kami, ya karena perkampungan di sini padat dan jarang ada yang punya WC," jelas Wildan (32) warga Kampung Bustaman.

Wildan mengaku, sudah belasan tahun warga menggunakan WC umum di kampungnya, dan hingga kini kebersihan masih terjaga.

"Kalau kebersihan masih terjaga sampai sekarang, bahkan di atas WC umum ini ada balai RW yang digunakan untuk masyarakat berkumpul. Jika ada kegiatan biogasnya digunakan warga misal untuk memasak," tambahnya.

Kontributor : Aninda Putri Kartika

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini