Bahkan menurutnya, kala badai melanda wilayah tersebut, puluhan warga Dukuh Tambaksari harus mengungsi ke Masjid yang berada di dekat makam KH. Mudzakkir.
"Karena sudah tidak ada mangrove dan ombak semakin besar, jadi pas badai kami terpaksa lari ke Masjid dekat makam untuk berlindung, kalau sudah reda balik lagi ke rumah," beber Tumirah.
Tumirah mengaku khawatir dengan adanya proyek pembangunan tol Semarang - Demak, lantaran akan memperparah kondisi lingkungan di sekitar pesisir Demak.
"Tol Demak katanya ada di sisi barat dekat dengan darat, sedangkan pemukiman kami di sisi Utara, tol tersebut tidak melindungi rumah kami dari terjangan ombak, itu bikin kami ketar-ketir," jelas Tumirah.
Baca Juga:Proyek Tol Semarang - Demak 1A Dikerjakan Perusahaan China, Jatah BUMN 'Hanya' 40 Persen
Ia mengaku, sempat mendapat tawaran untuk pindah dari pemerintah daerah. Namun ia bersama warga lainnya menolak, lantaran ingin menetap di dekat makam KH Mudzakkir yang dipercaya sebagai leluhur.
"Dulu pernah di suruh pindah tapi itu juga sama saja kena rob dan kepercayaan kami keturunan dari Mbah Mudzakkir akan tetap disini buat jaga makam," imbuhnya.
Adapun Khamadi (55) warga Dukuh Tambaksari juga senada dengan Tumirah, ia tak ingin meninggalkan pemukiman meski telah dikepung lautan.
"Hidup kami di sini, dan Mbah Mudzakkir merupakan sesepuh kami, jadi kami wajib menjaganya," ucapnya.
Kontributor : Aninda Putri Kartika
Baca Juga:Hutama Karya dan Kontraktor China Garap Proyek Tol Semarang Demak, Target Selesai 2024