Belum Tentukan Awal Ramadhan, Kemenag Minta Masyarakat Menunggu Hasil Sidang Isbat

Pemerintah Indonesia belum menentukan awal bulan Ramadhan 1443 H, masyarakat diminta menunggu hasil sidang isbat

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 31 Maret 2022 | 16:23 WIB
Belum Tentukan Awal Ramadhan, Kemenag Minta Masyarakat Menunggu Hasil Sidang Isbat
Ilustrasi Hilal. Pemerintah Indonesia belum menentukan awal bulan Ramadhan 1443 H, masyarakat diminta menunggu hasil sidang isbat. (Pixabay)

SuaraJawaTengah.id - Pemerintah Indonesia belum menentukan awal bulan Ramadhan 1443 H. Penentuan 1 Ramadhan masih menunggu hilal dan dilanjutkan sidang isbat

Kementerian Agama meminta masyarakat menunggu hasil sidang isbat seiring dengan potensi perbedaan awal Ramadhan antara ketetapan pemerintah dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

"Hasil sidang isbat ini akan segera diinformasikan kepada masyarakat agar bisa dijadikan sebagai pedoman," ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Adib dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (31/3/2022).

Ia mengatakan potensi perbedaan awal Ramadhan 1443 Hijriah dapat terjadi mengingat metode penetapan yang digunakan tidak sama. Muhammadiyah akan mengawali Ramadhan pada 2 April 2022, sedangkan lainnya berpotensi pada 3 April 2022.

Baca Juga:13 Saksi Diperiksa Terkait Kasus Penistaan Agama oleh Saifuddin Ibrahim yang Minta Kemenag Hapus 300 Ayat Al Quran

Pemerintah akan menggelar sidang isbat pada 1 April bertepatan dengan 29 Syaban 1443 Hijriah. Sidang isbat dihelat oleh Kementerian Agama, sebagaimana amanah fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No. 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah.

Adib mengatakan sidang isbat dihadiri oleh MUI, perwakilan ormas Islam, DPR, sejumlah duta besar negara sahabat, serta kementerian dan lembaga terkait.

Kemenag berperan sebagai fasilitator bagi para ulama, ahli, dan cendekiawan untuk bermusyawarah menetapkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.

"Sidang isbat selama ini menjadi sarana bertukar pandangan para ulama, cendekiawan, maupun para ahli terkait penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah. Hasil sidang isbat ini akan segera diinformasikan kepada masyarakat agar bisa dijadikan sebagai pedoman," kata dia.

Kasubdit Hisab Rukyat dan Syariah Kemenag Ismail Fahmi menjelaskan bahwa pada hari pelaksanaan rukyat atau pemantauan, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk, berkisar antara satu derajat 6,78 menit sampai dengan dua derajat 10,02 menit.

Baca Juga:Jadwal Sidang Isbat 2022 dan Daftar Semua Pihak yang Terlibat dalam Penentuan 1 Ramadhan 1443 Hijriah

Ketinggian hilal ini menjadi dasar bagi Muhammadiyah yang menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal untuk menetapkan awal Ramadhan bertepatan 2 April 2022.

Kemenag menetapkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah berdasarkan metode hisab dan rukyat. Hasil perhitungan astronomi atau hisab, dijadikan sebagai informasi awal yang kemudian dikonfirmasi melalui metode rukyat (pemantauan di lapangan).

Posisi hilal pada kisaran 1-2 derajat ini cukup krusial dalam konteks rukyat atau pemantauan. Apalagi, kriteria baru telah disepakati MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).

MABIMS menetapkan awal penentuan bulan Hijriah yakni posisi hilal saat Matahari terbenam sudah tiga derajat dan elongasi 6,4 derajat

"Dalam konteks inilah ada potensi perbedaan awal Ramadhan," kata dia.

Kendati demikian, penentuan awal Ramadhan akan diumumkan saat hasil sidang isbat.

"Sidang isbat akan menunggu laporan hasil pemantauan hilal, apakah ada yang melihat ataukah tidak. Selanjutnya, peserta sidang akan bermusyawarah untuk menentukan awal Ramadhan. Jadi, mari tunggu pengumuman hasil dari sidang isbat," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini