Sambut Ramadhan, Warga Banjarnegara Lakukan Tradisi Padusan di Pemandian Air Hangat

Tradisi turun temurun ini juga dilakukan sebagai wujud ungkapan rasa syukur dan menyatu dengan alam.

Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 01 April 2022 | 18:39 WIB
Sambut Ramadhan, Warga Banjarnegara Lakukan Tradisi Padusan di Pemandian Air Hangat
Warga melakukan tradisi padusan di pancuran air hangat Pingit untuk membersihkan diri sambut Ramadhan. [Suara.com/Citra Ningsih]

SuaraJawaTengah.id - Beragam tradisi dan cara dilakukan warga untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Salah satunya adalah dengan bersih diri atau padusan.

Sehari menjelang bulan Ramadhan, objek wisata air hangat Pingit Desa Gumelem, Kecamatan Susukan, Banjarnegara ramai diserbu warga untuk melakukan tradisi padusan.

Padusan berasal dari kata bahasa Jawa 'Adus' yang berarti mandi. Tradisi padusan dilakukan warga untuk membersihkan raga dari kotoran yang menempel.

Selain itu, tradisi turun temurun ini juga dilakukan sebagai wujud ungkapan rasa syukur dan menyatu dengan alam.

Baca Juga:MUI Probolinggo: Tak Perlu Lah Sweeping Warung-warung Makan Selama Ramadhan

Tradisi padusan biasanya dilakukan warga di alam terbuka seperti sungai atau pancuran. Warga percaya, usai melakukan tradisi padusan, raga dan jiwanya sudah bersih dan siap untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan.

Salah satu warga, Bayu mengatakan, air hangat Pingit sudah menjadi langganan untuk tempat padusan. Puncak ramai dikunjungi warga untuk tradisi padusan adalah hari Jumat terakhir bulan Syaban.

"Iya jadi disini itu biasanya kalau mau Ramadhan pada datang kesini melakukan padusan. Biasanya setelah acara Sadranan atau Jumat terakhir sebelum bulan puasa itu paling ramai," ungkapnya, Jumat (1/4/2022).

Ia menuturkan, pancuran air hangat Pingit sudah mulai ramai sejak sepekan terakhir. Bahkan, pancuran hangat akan semakin ramai ketika di hari terakhir sebelum puasa hingga malam hari.

"Sudah sejak senin ramai, kalau di hari-hari terakhir ini semakin sore tambah ramai, datangnya gantian soalnya tempatnya terbatas dan sampai malam," jelasnya.

Baca Juga:Hilal Tak Terlihat di Pantai Patra Jasa Bali, Penentuan Awal Ramadhan Mengikuti Sidang Isbat

Selain hangat dan sejuk, lokasi pancuran air hangat Pingit masih asri. Tak hanya itu, air hangat yang mengandung sulfur diyakini dapat digunakan untuk terapi berbagai penyakit. Ditambah dengan pijatan dari air yang mengalir ke tubuh mampu menjadi relaksasi.

Supriyono, warga yang sedang melakukan padusan mengaku dirinya juga sedang melakukan terapi.

"Iya ini sedang padusan karena besok mau Ramadhan sekalian terapi biar badannya enak dibawa puasa dan ibadah," katanya.

Jelang ramadhan, pengunjung bisa meningkat hingga tiga kali lipat. Jika rata - rata hanya mencapai 100 orang, jelang Ramadhan bisa mencapai sekitar 300 pengunjung.

Kontributor : Citra Ningsih

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini