SuaraJawaTengah.id - Sejumlah warga Kampung Tambaklorok, Tanjung Emas, Kota Semarang terpaksa harus berhutang hingga jutaan rupiah untuk meninggikan rumah.
Hal tersebut dilakukan, lantaran imbas dari peristiwa banjir rob yang kerap merendam rumah warga di Kampung Tambaklorok.
"Mau tidak mau ya harus ditinggikan rumah saya, kalau gak ya air rob masuk terus," kata Amron, warga RT 9 RW 15, Tambaklorok kepada Suarajawatengah.id, Kamis (23/6/2022).
Amron membeberkan, dirinya telah tiga kali meninggikan rumah yang ia tempati beserta keluarganya. Dalam sekali meninggikan rumah, Amron harus mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah.
Baca Juga:Banjir Rob Kembali Rendam Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Ia mengaku, untuk menutup kebutuhan selama meninggikan rumah terpaksa harus berhutang ke bank.
"Kan nggak mungkin bangun rumah habis Rp 1 juta, mau nggak mau ya hutang," jelas Amron.
Amron menuturkan, banjir rob dengan ketinggian beragam hampir setiap hari merendam rumah di kawasan kampung Tambaklorok.
"Ini posisi rumah saya soalnya samping laut. Jadi kalau air pasang pasti ke sini," paparnya.
Selain itu, Amron juga mengeluhkan belum dibangunnya sabuk pantai dari pemerintah setempat. Ia berharap dengan adanya sabuk pantai mampu melindungi rumah warga dari banjir rob.
Baca Juga:Banjir Rob Kembali Melanda Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
"Sabuk pantai juga belum ada sampai sekarang, itu bikin was-was kami warga sini," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua RW 16 Tambakrejo, Selamet Riyadi menambahkan, sebanyak 15 keluarga di kampung Tambaklorok memilih meninggalkan rumah mereka.
"Karena sering rob dan penurunan tanah," katanya.
15 keluarga itu terpaksa indekos atau sewa rumah untuk hidup sehari-hari karena hampir setiap hari rumah mereka tergenang oleh air rob.
"Seperti kemarin itu, kita seperti diisolasi oleh air rob," paparnya.
Bahkan, warga juga sudah rela iuran setiap keluarga Rp 1,5 juta untuk meninggikan jalan kampung yang digunakan untuk melintasi di tiga RT Tambaklorok.
"Sudah meninggikan 70 sentimeter jalannya namun air rob sekarang lebih tinggi lagi," imbuhnya.
Kontributor : Aninda Putri Kartika