Gara-gara PMK, Peternak Sapi di Kota Semarang Rugi Ratusan Juta

Dampak wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus meluas. Peternak di Kota Semarang pun terancam rugi jelang Idul Adha

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 24 Juni 2022 | 17:17 WIB
Gara-gara PMK, Peternak Sapi di Kota Semarang Rugi Ratusan Juta
Kondisi sapi yang terjangkit PMK milik Sutikno, satu di antara peternak di Kandang Komunal Rejo Makmur Kecamatan Gunugpati, Kota Semarang, Jumat (24/06/22).[Suara.com/Aninda Putri]

SuaraJawaTengah.id - Dampak wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus meluas. Peternak pun terancam rugi jelang Idul Adha. 

Di Kota Semarang, tepatnya di Kandang Komunal Rejo Makmur Kecamatan Gunugpati, 80 persen dari 97 sapi terjangkit.

Kondisi itu membuat para peternak menjual sapi dengan harga 60 persen lebih murah. Pasalnya, hingga kini belum ada solusinya untuk mengatasi PMK.

Vaksin yang beru saja digelar juga dianggap terlambat, karena PMK sudah mewabah.

Baca Juga:Kabar Gembira Bagi Para Peternak di Ngawi, Terima Jatah 2.100 Dosis Vaksin PMK

Menurut Nur Salim, satu di antara peternak di kandang komunal itu bahkan mengaku pasrah.

Hal itu karena delapan ekor sapi yang ia miliki terjangkit PMK sepekan ini.

"Kerugian yang dialami peternak bisa ratusan juga, karena sapi yang terjangkit mau tak mau harus dipotong," paparnya kepada SuaraJawaTengah.id, Jumat (24/06/22).

Jika ditaksir sapi milik Nur bisa bernilai Rp 150 juta lebih, namun karena terjangkit PMK, ia terpaksa menjual untuk dipotong.

"Sudah banyak yang memesan sapi saya untuk Idul Adha, namun karena terjangkit PMK terpaksa saya jual untuk dipotong. Harganya juga turun 60 persen lebih, yang satunya Rp 32 juta hanya dihargai Rp 12 juta," katanya.

Baca Juga:Jelang Idul Adha 2.700 Ekor Sapi di Kabupaten Rembang Masih Terpapar PMK

Tak hanya Nur, kerugian juga dialami Sutikno peternak sapi lainnya di kandang komunal tersebut.

Dari 21 sapi yang dimilikinya, 17 diantaranya terjangkit PMK. Hal itu memaksanya untuk menjual semua sapi dengan harga di bawah pasaran.

"Padahal berbagai cara sudah kami lakukan, dari penyuntikan antibiotik hingga jamu. Bahkan satu pekan bisa habis Rp 600 ribu untuk vitamin tersebut, tapi tetap saja sapi yang saya miliki ambruk karena PMK," jelasnya.

Ia berujar beberapa waktu lalu Pemkot Semarang menawarkan asuransi untuk ternak.

"Para peternak juga setuju dengan adanya asuransi, namun hingga kini tidak ada realisasinya," kata Sutikno.

Ditambahkannya, jika pemerintah tanggap, kerugian para peternak tidak sebesar sekarang.

"Diminta membayar vaksinasi PMK Rp1 juta pun kami siap ketimbang menunggu vaksinasi massal. Tapi sudah terlambat apalagi wabah sudah menyebar menjelang Idul Adha," imbuhnya.

Kontributor : Aninda Putri Kartika

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini