SuaraJawaTengah.id - Kudapan tradisional tengah naik daun di berbagai daerah. Bahkan makanan tradisional jadi buruan anak-anak kekinian.
Seperti halnya olahan makanan tradisional dari ketela pohon yaitu tiwul. Tiwul kini mulai jarang ditemui, penjualnya juga tak banyak beredar di tengah masyarakat.
Kondisi itu menjadikan peluang bagi bagi sejumlah orang untuk memasarkan makanan yang kaya akan karbohidrat komplek itu.
Seperti yang dilakukan Sari, warga Getasan Kabupaten Semarang. Wanita tersebut memiliki memasarkan tiwul lantaran olahan dari ketela pohon itu mulai jarang ditemui.
Baca Juga:Bangga! Indonesia Masuk Daftar 50 Negara dengan Masakan Terbaik di Dunia, Unggul Telak dari Malaysia
Bahkan Sari menjadi penjual tiwul satu-satunya di kawasan Lereng Gunung Merbabu.
Meski ia baru memulai awal 2022, namun karena banyak yang memburu kuliner jadul itu, ia bisa membuka beberapa cabang.
"Memang sekarang jarang yang menjual tiwul, saya juga satu-satunya di wilayah Lereng Gunung Merbabu," ucapnya kepada SuaraJawaTengah.id, Selasa (09/08/22).
Ia memilih lokasi berdagang di kawasan pegunungan karena udara di tempat tersebut mendukung untuk berdagang tiwul.
"Di sini dingin dan sejuk jadi pas untuk menjual tiwul, dan tiwul yang saya jajakan juga fresh. Jika yang beli baru saya buatkan, jadi masih hangat," terangnya.
Baca Juga:10 Makanan Tradisional Indonesia dari Sabang sampai Merauke
Karena menjadi satu-satunya penjual tiwul, Sari berujar bisa menjual 125 porsi setiap hari.
- 1
- 2