Bunuh Kakak Atas Perintah Ayah, Pelaku Penembakan di Tegal Diberi Uang Rp 6 Juta untuk Beli Senapan Angin

Dirto dan Tarwad merencanakan pembunuhan terhadap korban dua hari sebelum kejadian.

Ronald Seger Prabowo
Kamis, 01 September 2022 | 18:14 WIB
Bunuh Kakak Atas Perintah Ayah, Pelaku Penembakan di Tegal Diberi Uang Rp 6 Juta untuk Beli Senapan Angin
Kapolres Tegal AKBP Arie Prasetya Syafa'at didampingi Kasatreskrim AKP Vonny Farizki menunjukkan barang bukti senapan angin saat konferensi pers di Mapolres Tegal, Kamis (1/9/2022). [Suara.com/F Firdaus]

SuaraJawaTengah.id - Penembakan yang terjadi di Desa Pedeslohor, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal yang menewaskan Casbari (40), sudah terungkap. Pelaku penembakan adalah adik korban, Dirto (34) atas perintah ayahnya, Tarwad (55).

Kasatreskrim Polres Tegal AKP Vonny Farizki mengatakan, ‎Dirto dan Tarwad merencana‎kan pembunuhan terhadap korban dua hari sebelum kejadian. 

"Perencanaan tanggal 28 Agustus‎ 2022, setelah korban pulang ke Tegal," ujarnya, Kamis (1/9/2022).

Vonny mengatakan, untuk menjalankan rencana tersebut, Tarwad memberi Dirto uang sebesar Rp6 juta. Uang itu kemudian dibelikan senapan angin dengan harga Rp2,5 juta.

Baca Juga:Reka Adegan Viral di Medsos, Brigadir J Mohon-mohon Buat Tak Ditembak, Warganet: Mukjizat untuk Bharada E

"Senapan angin dibeli Dirto di Pasar Wage Bumiayu, Brebes. Isinya lima peluru. Setelah kejadian, kami menyita senapan angin dengan sisa empat peluru," ujarnya.

‎Sementara itu Dirto menuturkan, saat mendatangi rumah tempat kejadian Selasa (30/8/2022) malam sekitar pukul 22.15 WIB, kakaknya tidak menaruh kecurigaan terhadap senapan yang dia bawa.

‎"Dia (korban) nggak curiga saya bawa senapan karena selama ini hubungannya baik. Tidak pernah ribut," katanya.

Setelah berbasa-basi sebentar, Dirto menembak korban satu kali di bagian kepala dari jarak sekitar tiga meter. Saat itu korban hendak ke kamar untuk beristirahat. "Setelah menembak, saya langsung kabur," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, ‎Polres Tegal sudah menangkap pelaku penembakan di Desa Pedeslohor, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal yang menewaskan seorang warga setempat, Selasa (30/8/2022) malam lalu.

Baca Juga:Reka Adegan Penembakan Brigadir J oleh Bharada E, Wajah Sambo Jadi Sorotan Warganet: Songong Amat

Selain pelaku yang merupakan adik korban, ayah keduanya juga turut diringkus karena ternyata terlibat dalam pembunuhan berencana itu.

Kapolres Tegal AKBP Arie Prasetya Syafa'at mengungkapkan, penembakan sudah direncanakan oleh Dirto bersama ayahnya, Tarwad yang juga ayah korban.

‎"Motifnya, orang tua kesal karena korban banyak merongrong dan menyusahkan. Sehingga direncanakan dan disepakati untuk dibunuh," ujar Arie di Mapolres Tegal, Kamis (1/9/2022).

Menurut Arie, penembakan dilakukan Dirto pada Selasa (30/8/2022) sekitar pukul 22.15 WIB menggunakan senapan angin. Dirto menembak korban satu kali dari jarak tiga meter di dalam rumah yang ditinggali korban.

Setelah ditembak, korban kemudian keluar rumah‎ dan meminta tolong ke warga sembari memegang kepalanya yang berdarah.

Sempat dibawa ke klinik kesehatan dan kemudian dirawat di RSI PKU Muhammadiyah, korban meninggal Rabu (31/8/2022) sekitar pukul 04.00 WIB.

‎"Kami datangkan tim labfor Polda untuk mengecek apakah identik pecahan peluru yang bersarang di kepala korban dengan senjatanya. Hasilnya identik‎," ujar Arie.

‎Menurut Arie, setelah melakukan proses penyelidikan, Satreskrim berhasil menangkap Dirto pada Rabu sekitar pukul 16.00 WIB saat sedang bersembunyi di sebuah masjid di wilayah Bumiayu, Brebes.

Selain Dirto, ayahnya juga turut diringkus saat akan mengambil jenazah korban di rumah sakit.

"Dari keterangan Dirto, dia melakukan penembakan atas petunjuk ayahnya, Tarwad. Jadi ada keterlibatan dari Tarwad atau ayah dari pelaku dan korban," kata dia

‎Arie menambahkan, kedua pelaku dijerat dengan pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 juncto pasal 55 KUHP. "Ancamannya hukuman mati atau penjara seumur hidup," tandasnya.

Tarwad mengatakan, mengatakan, ‎kesabarannya sudah habis dalam menghadapi kelakuan korban yang merupakan anak pertamanya.

Beberapa kelakuannya yang membuat kesal, yakni kerap meminta uang dan dibelikan barang, seperti sepeda motor.

"Sudah dari umur 10 tahun, paling berat mulai umur 20 tahun. Sudah tiga motor yang minta dibelikan, semuanya habis dijual. Dimodali untuk usaha nasi goreng tidak jalan. Kalau tidak dikasih ngamuk. Anak ini sudah kelewatan. Saya kurang sabar apa. Saya nangis," katanya.

Kontributor : F Firdaus

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini