"Kenaikan harga bensin diambil dari harga jual sayuran. Harga sayuran dinaikkan paling 5 persen. Misal jagung tadinya Rp4 ribu per kilogram dijual jadi Rp4.500."
Kenaikan harga bakal terasa bagi pembeli yang membelanjakan barang dalam jumlah banyak. Dampak kenaikan harga paling dirasakan oleh konsumen rumah tangga.
Berbeda dengan Urip yang menjual sayuran pada lingkup lokal, kenaikan harga bensin akan dirasakan sekali oleh pedagang sayur lintas provinsi.
Afif misalnya, pedagang sayur yang setiap hari membawa barang dari Pasar Muntilan untuk dijual di pasar Tasikmalaya, Jawa Barat.
Baca Juga:Kasus Pertalite Campur Air di SPBU Pesanggaran, Polresta Banyuwangi Periksa Operator dan Pengawas
Sebelum harga Pertalite naik, ongkos bensin yang harus dikeluarkan Afif setiap hari minimal Rp500 ribu untuk perjalanan pulang pergi. "Sekarang Pertalite naik jadi Rp10 ribu per liter, kemungkinan biaya bensin juga naik jadi Rp700 ribu untuk PP Magelang-Tasikmalaya."
Strategi yang sama juga dilakukan Afif untuk menutup ongkos bensin yang membengkak. Dia akan menaikkan harga jual sayuran, sesuai besarnya kenaikan harga bensin.
Afif belum memutuskan berapa kenaikan harga sayuran yang akan dia tetapkan. "Otomatis menaikkan harga jual sayuran. Yang pasti ya keberatan karena dampaknya banyak to. Nanti barang-barang jadi mahal semua."
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Baca Juga:Keluhan Sopir AKDP Harga BBM Naik: Penumpang Saja Sepi, Harga BBM Malah Naik Pula