Tenang! Kedelai Lokal untuk Bahan Baku Tahu dan Tempe di Kudus Mulai Tersedia

Perajin tahu dan tempe di Kabupaten Kudus, kini memiliki pilihan kedelai lokal sebagai bahan baku tahu dan tempe mulai tersedia

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 27 September 2022 | 12:33 WIB
Tenang! Kedelai Lokal untuk Bahan Baku Tahu dan Tempe di Kudus Mulai Tersedia
Ilustrasi kacang kedelai. Perajin tahu dan tempe di Kabupaten Kudus, kini memiliki pilihan kedelai lokal sebagai bahan baku tahu dan tempe mulai tersedia. (Pixabay.com)

SuaraJawaTengah.id - Perajin tahu dan tempe di Kabupaten Kudus, kini memiliki pilihan kedelai sebagai bahan baku, setelah kini ada kedelai lokal untuk membuat tahu dan tempe, menyusul tingginya harga jual kedelai impor.

"Harga jual kedelai impor hari ini (27/9) cukup tinggi karena mencapai Rp12.700 per kilogram, sedangkan kedelai lokal hanya Rp12.000/kg," kata Manajer Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf dikutip dari ANTARA di Kudus, Selasa (27/9/2022).

Ia mengakui ketersediaan kedelai lokal memang belum lama, karena selama ini memang sulit diperoleh akibat jumlah lahan tanaman kedelai terbatas. Pasokan kedelai lokal yang diterima saat ini, imbuh dia, dari Kabupaten Pati. Namun stoknya saat ini hanya tersisa 3 ton.

Berbeda dengan kedelai impor stoknya masih cukup banyak mencapai 50 ton dan masih bisa ditambah. Sedangkan kedelai lokal disesuaikan dengan daerah yang panen karena sebelumnya juga mendapatkan pasokan dari Kabupaten Blora dan Jawa Timur.

Baca Juga:Harga Murah Bikin Petani Kedelai Lokal Menjerit, Pemerintah Siapkan Jurus Ini

Sebelum ada penyesuaian harga jual bahan bakar minyak, kata dia, harga jual kedelai impor masih berkisar Rp12.300/kg. Namun, setelah ada penyesuaian harga akhirnya ada kenaikan harga secara bertahap.

Hal itu, lanjutnya, tidak terlepas dari adanya kenaikan biaya transportasi pengiriman kedelai dari Semarang. Sebelumnya biaya transportasi hanya Rp60 per kilogram, kemudian naik menjadi Rp85 per kilogram, sehingga harga kedelai juga disesuaikan dengan tambahan biaya operasional tersebut.

Adanya kenaikan harga jual kedelai juga berdampak pada permintaan menjadi berkurang hingga 30-an persen dari sebelumnya per hari bisa mencapai 20 ton, katanya.

"Perajin tahu dan tempe memang mengakui sulit mempertahankan kapasitas produksinya karena permintaan pasar juga agak lesu," ujarnya.

Program subsidi harga kedelai impor yang digulirkan sebelumnya, kata dia, memang diharapkan berlanjut karena ternyata harga kedelai bukannya turun, justru naik lagi.

Baca Juga:Biar Petani Tak Rugi, Jokowi Perintahkan BUMN Serap Kedelai Rp10.000 per Kilogram

Sementara jumlah pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten Kudus mencapai 300 pengusaha yang tersebar di beberapa kecamatan. Sementara yang sebelumnya diajukan mendapatkan subsidi harga dari anggota Primkopti Kudus sekitar 169 perajin. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak