Kepala Dishanpan Jateng Dyah Lukisari mengatakan, kegiatan membantu petani muncul sebagai bentuk kepedulian. Sebab, dengan harga komoditas di produsen yang rendah mengakibatkan petani merugi. Maka gerakan ASN membantu petani pun muncul.
Dengan harga yang rendah itu, petani protes karena rugi dan tidak balik modal. Mereka bahkan sempat emoh untuk memanen. Hal itu mengancam hilangnya pangan di hulu.
"Eman-eman siap dikonsumsi kok enggak dikonsumsi. Maka, kita pun bikin gerakan ASN berbagi. Satu sisi, barang itu diambil ASN tidak harus dikonsumsi tapi disumbangkan ke panti-panti. Seperti yang dilakukan bapak Wagub Jateng ( Taj Yasin Maimoen)," tuturnya.
Baca Juga:Hasil Pendataan Tenaga Honorer, Ini Jumlah yang Dihimpun KemenPANRB